Berita Badung
Karyawan Hotel Dirumahkan, Komang Mencari Tambahan Penghasilan dengan Jualan Kopi Keliling di Kuta
Komang Gede Suastika, salah satu pekerja hotel bintang lima di Jl. Kartika Plaza Kuta harus dirumahkan, kini berjualan kopi keliling
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Pandemi Covid-19 berdampak pada banyaknya pekerja hotel di Bali dirumahkan, bahkan diberhentikan dari tempat dimana mereka bekerja.
Namun hal tersebut tidak harus menjadi alasan untuk berdiam diri, bahkan bisa dijadikan motivasi serta berinovasi untuk tetap bertahan atau survive disaat kondisi ekonomi sulit.
Seperti yang dilakukan oleh Komang Gede Suastika, salah satu pekerja hotel bintang lima di Jl. Kartika Plaza Kuta harus dirumahkan, kini berjualan kopi keliling menggunakan sepeda.
"Hobi naik sepeda kedua pecinta kopi lalu ditambah pandemi Covid-19 menabung sedikit demi sedikit hingga akhirnya bisa menjadikan sepeda dimodifikasi ada gerobaknya untuk berjualan kopi.
Baca juga: 83.200 Orang Di-PHK & Dirumahkan di Bali, Pemerintah Bakal Gelontor BLT Rp 1 Juta Bagi Para Pekerja
Baru mulai bisa jualan awal bulan Juli kemarin karena baru terkumpul uangnya untuk buat seperti ini," ujar Komang, Rabu 4 Agustus 2021 saat ditemui tribunbali.com di sela-sela ia menyajikan kopi untuk pelanggannya.
Komang pun belajar cara menyeduh kopi dilakukan dengan menonton video-video yang ada di YouTube dan dipilih olehnya penyeduhan kopi secara manual brew, karena jika dengan menggunakan mesin kopi espresso memerlukan biaya besar dan perlu belajar lebih lama.
Ia bekerja di bagian accounting dalam satu bulan hanya empat kali masuk kerja dan sisanya stand by on call, gaji yang diterima pun harian saat masuk tersebut sehingga dengan kondisi itu Komang mencoba peruntungan membuka usaha kopi keliling menggunakan sepedanya.
Berjualan kopi keliling ini pun baru dilakukannya kurang lebih satu minggu terakhir belakangan karena butuh waktu mendesain dan membuat box tempat perlengkapan kopi disepeda serta belajar menyeduh kopi juga.
Komang yang lahir dan besar di Kuta merasakan dampak pandemi Covid-19 sangat besar bagi perekonomian keluarganya, serta tidak pernah terbayangkan akan ada pandemi.
"Jujur dari kecil dan besar di Kuta kita terlena dengan ramainya kunjungan wisatawan kesini sekarang kena pandemi seperti ini, berubah drastis," imbuh Komang.
Tidak semua mungkin suka dengan kopi, ia pun menyediakan minuman lain yang bisa dijadikan pilihan seperti teh dan kelapa muda.
Hasil bersih yang didapatkannya rata-rata per hari kurang lebih hanya Rp 25 ribu karena kopi yang dijual olehnya tidak bisa mahal-mahal, segelas kopi hanya dibanderol Rp 5 ribu hampir sama dengan kopi sachet.
"Keuntungan Rp 25 ribu sehari sebenarnya tidak menutup kebutuhan sehari-hari keluarga tetapi masih adalah penghasilan dikondisi seperti sekarang. Daripada berdiam diri saja dirumah tanpa bisa menghasilkan lebih baik ada pemasukan sedikit demi sedikit bisa membantu kan lumayan," paparnya.
Modal yang dikeluarkan oleh Komang mencapai Rp 1,5 juta itu untuk membuat box atau rombong di sepeda serta membeli perlengkapan alat kopi manual brew dan biji kopi robusta.
Baca juga: Sejak Tahun 2020, 14.783 Pekerja di Denpasar Telah Di-PHK dan Dirumahkan
Komang berharap kehidupan dapat kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 dan perekonomian pulih sehingga dirinya dapat bekerja seperti semula tanpa ada bergiliran dalam bekerja, karena perekonomian Bali sendiri sangat bertumpu dan bergantung pada sektor pariwisata.(*)
Artikel lainnya di Berita Badung