Serba Serbi

Menjelang Hari Suci Tumpek Wayang, Jangan Lupa Siapkan Pandan Berduri, Ini Maknanya

dijelaskan bahwa mulai hari Minggu Wage hingga Jumat Wage wuku Wayang dipandang sebagai waktu yang sakral, sekaligus tabu bagi umat Hindu

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Made Argawa
ilustrasi ritual saat Tumpek Wayang. 

Termasuk kentongan, genta, dan wayang. Adapun sesajen yang patut dibuat untuk mengupacarai alat-alat kesenian tersebut. Antara lain, suci, peras ajuman, rayunan parangkatan, sajeng, daging itik putih, sedah woh, canang raka, pasucian.

Sedangkan sesajen untuk mengupacarai diri manusia adalah sasayut agung satu, prayascita, panyeneng.

Maknanya adalah membangkitkan kesadaran diri, bahwa diri kita adalah bayangan atau tiruan wujud Sang Hyang Suksma. Diri kita merupakan wayang dari Sang Hyang Suksma.

Dan Sang Hyang Iswara bertindak sebagai dalang. Kodratinya sebagai dalang, maka Sang Hyang Iswara memiliki peran ganda, yaitu yang diundang dan sekaligus mengundang. Sebagaimana halnya seorang dalang.

Jika dalang tidak diundang, maka dia tidak akan mau pentas. Ketika sedang pentas, dalang pun mengundang kehadiran para dewa ataupun roh-roh yang datang memberikan kekuatan serta perlindungan. Sehingga ia dapat melakukan tugas dengan baik.

Kemudian pementasannya berjalan lancar. Orang yang menganggapnya pun menemukan keselamatan dan kesejahteraan lahir batin. Dengan demikian perayaan suci Tumpek Wayang, dapat berjalan lancar. (*)

Artikel lainnya di Serba Serbi

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved