Serba Serbi
Menjelang Hari Suci Tumpek Wayang, Jangan Lupa Siapkan Pandan Berduri, Ini Maknanya
dijelaskan bahwa mulai hari Minggu Wage hingga Jumat Wage wuku Wayang dipandang sebagai waktu yang sakral, sekaligus tabu bagi umat Hindu
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sejak hari Minggu Wage pada 1 Agustus 2021, hingga Sabtu Kliwon tanggal 7 Agustus 2021, merupakan wuku Wayang.
Dalam kitab Sundarigama, dijelaskan bahwa mulai hari Minggu Wage hingga Jumat Wage wuku Wayang dipandang sebagai waktu yang sakral, sekaligus tabu bagi umat Hindu.
Dalam Alih Aksara, Alih Bahasa, dan Kajian Lontar Sundarigama, disebutkan hari-hari itu adalah hari yang kurang baik. Khususnya untuk melakukan penyucian diri. Karena diyakini sebagai hari-hari pertemuan antara Sang Sinta dan Sang Wayang.
Nah, jika dilanggar hal itu akan dapat menyebabkan punahnya kualitas diri.
Baca juga: Hari Kotor, Ini yang Harus Dilakukan pada Jumat Wage Wuku Wayang
Sementara itu pada hari Jumat Wage Wayang, dinamakan Alapaksa, yakni hari yang dipandang kotor atau hari tercemar.
Ada kemungkinan hari itu dianggap sakral dan tabu, untuk melakukan sesuatu.
Sebab hari tersebut, memang merupakan hari terakhir menjelang memasuki puncak peralihan yang terjadi besok harinya. Yakni pada Sabtu Kliwon Wayang atau dinamakan Tumpek Wayang.
Tumpek Wayang dianggap hari yang paling keramat, karena merupakan hari pertemuan dari waktu-waktu yang dipandang sakral atau keramat.
Hari Sabtu merupakan hari terakhir, menurut perhitungan Saptawara. Kliwon merupakan hari terakhir menurut perhitungan Triwara.
Wuku Wayang merupakan wuku terakhir dari 30 wuku yang memiliki tumpek.
Sehubungan dengan itu, umat Hindu disarankan memasang pandan berduri di pintu masuk rumah atau di bawah tempat tidur.
Kemudian besok paginya, sarana penolak bahaya itu dikumpulkan dan ditempatkan di atas sidi sebagai simbol bahwa telah berhasil menyelamatkan diri.
Menghindari berbagai rintangan dan bencana. Lalu sarana pandan berduri itu dibuang di jalan. Diberi segehan dan diiringi doa permakluman membuang segala noda, kotoran, penderitaan dan bencana.
Pada hari Sabtu Kliwon Wayang, disebut Tumpek Wayang. Umat Hindu meyakini bahwa pada hari Tumpek Wayang merupakan hari suci pemujaan kepada Bhatara Iswara sebagai dewa penguasa segala alat kesenian. Baik gamelan gong, gambang, gender, angklung, selonding dan lain sebagainya.
Baca juga: Dibalik Kelahiran pada Wuku Wayang, Ada Kisah Bhatara Rare Kumara yang Diselamatkan Seorang Dalang