Berita Karangasem
Jukung Nelayan di Pesisir Pantai Ujung Pesisi Alami Kerusakan Akibat Diterjang Ombak Pantai
Sejumlah jukung nelayan di sekitar Pesisir Pantai Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem rusak
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Sejumlah jukung nelayan di sekitar Pesisir Pantai Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem rusak setelah diterjang gelombang, Kamis 12 Agustus 2021 siang.
Kerusakan terjadi dibagian pelampung, serta di bagian depan jukung mengalami retak dibeberapa titik.
Romi, nelayan asal Ujung Pesisi, mengungkapkan jukung yang diterjang sekitar empat unit.
Yang paling parah, yakni pada bagian ketirnya yang patah.
Sedangkan sisanya hanya alami rusak dibagian depan, dan masih bisa digunakan.
Tinggi gelombang diprkirakan mencapai sekitar 2 - 4 meter.
"Jukung nelayan di pinggir pantai. Tiba - tiba gelombang tinggi. Nelayan berlarian untuk menyelamatkan jukung. Untungnya tidak ada korban jiwa maupun luka. Kerusakan jukungnya juga tak terlaku parah," kata Romi saat ditemui disekitar Pesisir Pantai Ujung Pesisi, Kamis 12 Agustus 2021 siang haari.
BACA JUGA: BBMKG Wilayah III Denpasar Prediksi Cuaca di Kota Denpasar Akan Berawan Hingga Malam Nanti
Ditambahkan, untuk sementara sebagian jukung yang berada di Pesisi Pantai dipindah ke muara.
Tujuannya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Mengingat sekitar 2 bulan yang lalu, beberapa jukung nelayan banyak rusak parah dihantam ombak.
Ketir yang berada di samping jukung patah.
"Ombaknya naik sampai ke areal parkir jukung. Tinggi gelombang sekarang masih kecil dibanding bulan lalu. Sebelumnya, gelombang sampai merusak belasan jukung. Semoga cuaca membaik sehingga nelayan bisa turun melaut," tambah pria asli Ujung ini.
BACA JUGA: Lowongan Kerja Bali, Kompas Gramedia Buka Loker untuk Posisi Senior Advertising Sales
Saat ini sejumlah nelayan di Ujung Pesisi terpaksa tidak turun melaut lantaran cuaca tidak bersahabat sejak beberapa minggu lalu.
Angin bertiup cukup kencang, serta gelombang diperkirakan mencapai sekitar 2 sampai 4 meter di tengah laut.
Sebagian besar nelayan takut untuk turun melaut.
"Untuk mengisi waktu luang, para nelayan memilih memperbaiki jaring, dan bersihkan mesin perahu untuk sementara. Menunggu gelombang dan angin kembali membaik. Padahal sekarang harga ikan tongkol sekitar Rp8 - Rp9 ribu perekornya," imbuh Romi.
BACA JUGA: Tiga Kecamatan di Tabanan Berisiko Tinggi Alami Bencana Tanah Longsor Saat Musim Hujan Turun
Pihaknya belum bisa memastikan sampai kapan akan libur melaut.
Hingga kini gelombang masih cukup tinggi.
Ombak di pantai cukup keras sehingga nelayan sedikit kesulitan saat menurunkan jukung.
Mengingat senderan sekitar pantai tak rata dan banyak bebatuan yang menonjol ke atas. (*)