Berita Nasional

Kisah Ibu Fatmawati Menjahit Bendera Pusaka Merah Putih Walau Sedang Dalam Kondisi Hamil Tua

Setelah menikah dengan Soekarno, menjadi Ibu Negara merupakan peran yang sangat berat dan penting bagi Fatmawati.

Editor: Wema Satya Dinata
Arsip Kompas
Ibu Fatmawati ketika sedang menjahit bendera Merah-Putih yang akhirnya menjadi Bendera Pusaka, bulan Oktober 1944 

Bendera yang telah dijahit dengan susah payah dan tetesan air mata itu kini menjadi Bendera Pusaka sekaligus simbol nasionalisme yang selalu dibentangkan oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini dan ke depannya.

Terakhir dikibarkan pada tahun 1968

Pada rentang tahun 1946 – 1968, bendera buatan Fatmawati hanya dikibarkan saat perayaan kemerdekaan di tanggal 17 Agustus saja.

Sejak 1969, Sang Saka dipensiunkan dan tak pernah absen dalam upacara bendera di Istana Kepresidenan, meskipun hanya berada di kotak penyimpanan.

Asal-usul bendera replika

Ide pembuatan replika bendera merah putih muncul dari usulan Husein Mutahar yang saat itu bekerja di bawah naungan Kemendikbud.

Bendera pertama berkibar selama 16 tahun.

Bendera duplikat kedua merupakan bendera yang paling lama berkibar di Istana Negara.

Setidaknya selama 30 tahun, bendera duplikat kedua berkibar dari tahun 1985 hingga tahun 2014.

Tahun selanjutnya, tepatnya pada upacara kemerdekaan tahun 2015 telah menggunakan bendera replika ketiga.

Duplikasi ketiga bendera Merah Putih sebenarnya telah dibuat sejak tahun 1995.

Namun pada saat itu bendera tidak dikibarkan dan hanya disimpan karena bendera replika kedua dirasa masih layak untuk digunakan.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Fatmawati Teteskan Air Mata Saat Menjahit Merah Putih"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved