Berita Karangasem

Tradisi Memasang Sanggah Gedebong di Desa Tenganan Karangasem, Simbol Rasa Syukur ke Sang Pencipta

Gedebong  tersebut ditanam tepat di halaman rumah. Dihiasi dengan busung (janur), dan berisi macam bunga, seperti gumitir dan jepun

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Saiful Rohim
Sanggah gedebong yang dipasang di halaman rumah warga di Desa Adat Tenganan Pegeringsingan, Kecamatan Manggis, Senin (16/8/2021). 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA – Setiap di depan halaman rumah warga di Desa Tenganan Pegeringsingan, Kecamatan Manggis, Karangasem terlihat gedebong (pohon pisang) berjejer rapi.

Gedebong  tersebut ditanam tepat di halaman rumah. Dihiasi dengan busung (janur), dan berisi macam bunga, seperti gumitir dan jepun

Janur yang dipasang di gedebong dibentuk dan sudah dipotong. Bentuknya bervariatif. Mulai bentuk burung, belalang, ketupat, hingga bentuk lainnya.

Sedangkan bunganya di pasang dipinggir gedebong  serta beberapa daun yang dipasang di bagian atas. Sedangkan di bagian tengah terdapat api.

Baca juga: Guna Meringankan Beban Warga, Polres Karangasem Gencar Distribusikan Bantuan Sembako

Klian 1 Desa Adat Tenganan Pegeringsingan, Putu Madri Atmaja, menjelaskan, gedebong yang dipasang di halaman rumah warga dinamakan sanggah gedebong.

Biasanya  prosesi ini dilakukan  tanggal 5 sasih kaulu,  sesuai perhitungan kalender Desa Tenganan Pegeringsingan tiap tahunnya.

"Krama membuat sanggah gedebong setiap pang 5 sasih kaulu. Rangkaian dari  sasih kaulu. Kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap tahunnya," tambah Putu Madri Atmaja.

Prosesi upacara dilaksanakan beberapa hari sebelum dibuat sanggah gedebong. Bahannya  janur, bunga, dan beberapa bahan lainya.

Ditambahkan, sarana upacara yang digunakan yakni jajan khas di Desa Adat Tenganan Pegeringsingan. Seperti makanan ketan yang diolah masyarakat, serta jajan lainnya.

Prosesi ini rutin dilaksanakan tiap tahun oleh krama. Mengingat upacara ini merupakan warisan leluhur sebelumnya.

"Tradisi ini bermakna sebagai rasa syukur kepada sang pencipta. Semua isi alam dan isinya berada di simbol mesanggah gedebong.

Upacaranya dilaksanakan setahun sekali setiap sasih kawulu atau bulan ke delapan. Pinanggal 5 sesuai kalender Desa Tenganan Pegringsingan," tambah Madri.

Untuk diketahui, rangkaian upacara mesanggah gedebong berjalan lancar, tak ada hambatan.

Upacara ini adalah bagian dari ucapan syukur masyarakat di Tenganan Pegeringsingan ke sang pencipta.

Baca juga: Bed Pasien Covid-19 di Karangasem Hampir Penuh, Sisa Tempat Tidur Diperkirakan 35 Unit

Dengan harapan kedepannya hasil bumi, baik perkebunan maupun pertanian, alami peningkatan tiap tahun.(*)

Artikel lainnya di Berita Karangasem

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved