Afghanistan
Perang Akan Kembali Berkobar, Wapres Afghanistan Bentuk Gerilyawan Melawan Taliban
Kelompok perlawanan itu dipimpin oleh Wakil Presiden Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud, putra pejuang anti-Taliban yang terbunuh.
TRIBUN-BALI.COM - Perang saudara di Afghanistan rupanya tak akan kunjung selesai meski Taliban telah menguasai negara itu.
Tokoh-tokoh anti-Taliban kini ganti mengobarkan perlawanan, dan meminta AS tetap memasok senjata kepada mereka.
Pemerintah Afghanistan yang masih tersisa dilaporkan mulai membentuk pasukan perlawanan untuk menghadapi Taliban.
Kabar itu diungkapkan sendiri oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dalam konferensi pers di Moskwa.
Lavrov mengungkapkan bahwa kelompok perlawanan itu dipimpin oleh Wakil Presiden Amrullah Saleh dan Ahmad Massoud, putra pejuang anti-Taliban yang terbunuh.
Baca juga: Serukan Perlawanan, Putra Tokoh Anti-Taliban Minta AS Pasok Senjata
Kepada jurnalis, Lavrov menuturkan Saleh dan Massoud membentuk pasukan gerilya yang berlokasi di Lembah Panjshir.
"Taliban tentu tidak menguasai seluruh wilayah di Afghanistan," terang Lavrov seusai menemui delegasi Libya.
Kelompok penentang pemberontak itu juga berisikan pasukan khusus Afghanistan, yang dilatih langsung oleh SAS Inggris.
Dilansir Daily Mail Kamis (19/8/2021), pasukan khusus itu adalah tentara terbaik dari yang terbaik di Afghanistan.
Lembah Panjshir, terletak di timur laut ibu kota Kabul, adalah benteng terakhir pemerintah, yang konturnya berbukit.
Berdasarkan gambar yang diunggah di media sosial, Saleh dan Massoud mengumpulkan mereka yang bersedia angkat senjata melawan Taliban.
Baca juga: Takut Keganasan Taliban Terhadap Perempuan, Penyanyi Pop Afghanistan Kabur Naik Pesawat Militer
Massoud merupakan anak dari Ahmed Shah Massoud, pemimpin milisi Aliansi Utara yang dikenal menentang Taliban hingga Uni Soviet.
Dia dibunuh oleh Taliban pada 9 September 2001, dua hari sebelum AS diguncang tragedi 11 September atau dikenal sebagai 9/11.
Massoud menegaskan, dia siap mengikuti jejak ayahnya dengan membawa para pengikutnya berkumpul bersama tentara pemerintah tersisa di Panjshir.
Diwartakan The Sun, komando khusus yang dilatih oleh SAS itu diyakini masih melawan pemberontak, sembari mencoba bergabung bersama Saleh dan Massoud.
Baca juga: SOSOK Zarifa Ghafari, Wali Kota Wanita Pertama Afghanistan yang Putus Asa Akan Dibunuh Taliban