Berita Bali
Hotel di Bali Banyak yang Dijual, Sandiaga Uno: Jangan Obral Aset
Banyak hotel di Bali yang dijual oleh pemiliknya karena tak berdaya akibat pandemi berkepanjangan.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Banyak hotel di Bali yang dijual oleh pemiliknya karena tak berdaya akibat pandemi berkepanjangan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berharap pemilik hotel memikirkan baik-baik sebelum memutuskan menjual atau melepas aset mereka.
"Kami berharap para pemilik penginapan ini harus berfikir ulang dan mengkaji dampak yang ditimbulkan dengan penjualan mereka. Jangan sampai, para pengusaha dalam negeri justru menjadi pihak yang dirugikan karena melakukan obral aset," kata Menparekraf Sandiaga Uno, belum lama ini.
Namun ia menilai, sejatinya jual beli aset adalah sebuah kelaziman dalam setiap krisis.
Baca juga: Kisah Pembuat Tahu di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Hantaman Paling Parah
Biasanya, para pemilik maupun investor akan melakukan penyesuaian portofolio bisnisnya dan sebagian memutuskan menjual asetnya.
Kata Sandiaga, di tengah keterpurukan tersebut, biasanya masih ada saja investor-investor lain yang tertarik untuk membelinya.
Hal itu pun terjadi di kala pandemi ini. Karena di tengah ketidakpastian, banyak pariwisata dan ekraf yang menawarkan satu potensi.
"Saya justru menerima banyak email dari kolega dan relasi di luar negeri, banyak peminat untuk membeli aset-aset di Indonesia," jelas dia.
Namun jika aset dijual, maka lapangan pekerjaan di Indonesia akan berkurang.
Ia sarankan alangkah baiknya, terjalin kemitraan dari potensi-potensi investasi di sektor pariwisata dari investor luar negeri.
Sehingga dengan kolaborasi ini bisa menggerakkan kembali sektor pariwisata dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.
Sejumlah langkah dan program telah dibuat Kemenparekraf untuk dapat menyelamatkan sektor pariwisata khususnya hotel dan restoran.
"Selain dana hibah pariwisata atau yang saat ini berganti nama menjadi BPUP serta berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional yang telah disiapkan pemerintah. Nota kesepahaman dengan Kementerian Investasi/BKPM juga jadi salah satu yang diharapkan dapat menjadi solusi bangkitnya industri parekraf dengan masifnya investasi di sektor ini serta pengembangan industri dan investasi," paparnya.
Namun hal yang paling dasar adalah, pemerintah terus menggalakkan vaksinasi Covid-19 sehingga kasus bisa ditekan dan pariwisata dapat kembali pulih.
"Dan ketika semua itu dapat kembali berjalan, destinasi wisata dan juga sentra ekonomi kreatif serta masyarakat juga dapat menyesuaikan dengan adaptasi kebiasaan baru melalui penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin berbasis CHSE," jelasnya.