Berita Jembrana

60 Keluarga Terisolasi, Tidak Ada Jembatan untuk Akses Keluar di Pendem Jembrana

Warga Kelurahan Pendem, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Bali, mengeluhkan jalan rusak

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Istimewa
Wabup Ipat saat mengecek lokasi jembatan swadaya yang dibangun warga dan membuat warga terisolir tidak ada akses ke jalan utama - 60 Keluarga Terisolasi, Tidak Ada Jembatan untuk Akses Keluar di Pendem Jembrana 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Warga Kelurahan Pendem, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Bali, mengeluhkan jalan rusak dan tidak adanya jembatan sebagai akses untuk keluar masuknya warga.

Akibatnya setidaknya ada 60 kepala keluarga (KK) yang terisolasi. Hal ini diketahui, saat pemantauan oleh Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna saat menyalurkan bantuan berupa sembako ke warga.

Ni Putu Nariasih (50), warga setempat mengatakan, warga di Lingkungan Dewasana mengusulkan supaya Wabup yang disapa Ipat itu membangun jembatan.

Alasannya, ada sekitar 60 warga, termasuk dirinya masih terisolir lantaran tidak memiliki akses jembatan dari tempat tinggalnya menuju jalan umum di wilayahnya.

Baca juga: Mobil Terios Tabrak Pohon Hingga Body Depan Ringsek di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk Jembrana

“Sampai saat ini kami tidak memiliki akses jembatan. Agar kami beserta warga bisa lewat, kami bersama warga membuat jembatan seadanya dengan cara swadaya,” ucapnya, Rabu 25 Agustus 2021.

Jembatan kecil itu dimanfaatkan oleh 60 kepala keluarga atau satu dadia. Satu dadia itu merupakan keluarga besarnya.

Pada dasarnya, untuk sehari-hari akses jembatan itu dimanfaatkan hanya empat KK.

Namun, ketika hari besar agama Hindu Bali, maka akan ada 60 KK yang mengakses.

Karena itu diperlukan perbaikan supaya mempermudah dadia untuk menggelar persembahyangan menuju merajan (pura besar keluarga).

Dijelaskannya, kondisi jembatan itu terjadi sejak 20 tahunan. 60 KK selalu mengakses jembatan kecil yang hanya bisa diakses oleh motor dan pejalan kaki.

Dan jalan setapak rabat beton untuk menuju merajan pun dibangun dengan swadaya oleh dadia.

Dan ketika jembatan rusak, maka dirinya dan dadia yang akan memperbaiki sendiri.

“Dulu waktu bangun habis Rp 2 juta. Terus kalau rusak ya diperbaiki sendiri,” ungkapnya.

Tokoh masyarakat Kelurahan Pendem, I Nengah Cantra mengaku, tepatnya di Jalan Jalak Putih atau di timur Kompi Raider 900, kondisi jalan sepanjang 1,7 kilometer ini rusak parah.

Meskipun warga menyadari saat ini anggaran pemerintah difokuskan untuk penanganan Covid-19, namun pihaknya meminta supaya ada perbaikan jalan karena infratruktur jalan cukup buruk di wilayahnya.

“Tolong keluhan kami ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, kami merasa sangat malu kepada masyarakat kami ini,” ungkapnya.

Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna mengaku, masyarakat saat ini harus bersabar.
Pasalnya, pihaknya tetap berupaya dan melakukan langkah-langkah perbaikan.

Alasannya, pemerintah saat ini sedang dihadapkan dengan masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: 944 CPNS dan PPPK Non Guru Ikuti SKD di Jembrana, Budiasa: Kami Masih Menunggu Hasil Rapat

Namun demikian, pemerintah terus berupaya, termasuk memberikan atensi terhadap infrastruktur, khususnya jalan yang rusak.

Begitu juga akses jembatan yang ada di lingkungan Dewasana Kelurahan Pendem.

“Astungkara, harapan warga masyarakat di tahun 2022 akan dapat terealisasi,” akunya.

Senada dengan Wabup Ipat, Kabid Bina Marga pada Dinas PUPR, I Kade Subamia membenarkan, kalau jalan rusak yang dikeluhkan oleh warga masyarakat kelurahan Pendem sampai saat ini belum dapat perbaikan.

Meski demikian, pihaknya menegaskan kalau upaya perbaikan jalan itu telah masuk dalam usulan melalui anggaran DAK tahun 2021.

“Memang kalau jalan itu kondisinya rusak berat. Kami telah mengususulkan perbaikan jalan Jalak Putih tersebut tahun 2021, lewat Dana DAK tahun 2022, bahkan kita juga sudah pernah usulkan jalan ini di tahun 2020 lalu. Namun karena kerbatasan anggaran jalan tersebut belum busa ditangani,” jelasnya.

Terkait dengan anggaran dan volume jalan yang diusulkan, sambung Subamia, diperkirakan akan mencapai Rp 3,2 miliar.

Perbaikan akan dilakukan terhadap jalan sepanjang 1,77 km.

Sedangkan untuk pembangunan jembatan, para tokoh masyarakat dapat mengajukan usulan sesegera mungkin.

“Kami harapkan segera para tokoh di kelurahan ini membuat usulan secepatnya. Kita baru tahu, kalau warga di lingkungan Dewasana sampai saat ini tidak memiliki akses jembatan. Untuk volume jembatan yang diusulkan warga, perkiraan panjang sekitar 8 meter dengan lebar 3 meter dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp 200 juta,” bebernya. (*).

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved