Berita Denpasar

Penutupan Pantai di Denpasar hingga Pagerwesi, Penjagaan Libatkan Pecalang, Satpol PP Sampai Polisi

Akses masuk ke semua pantai di Denpasar ditutup. Penutupan dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Sejumlah pecalang berjaga di akses pintu masuk ke Pantai Padanggalak, Kesiman, Denpasar, Minggu 29 Agustus 2021. Pantai Padanggalak ditutup saat pelaksanaan Banyupinaruh untuk mencegah penyebaran Covid-19 - Penutupan Pantai di Denpasar hingga Pagerwesi, Penjagaan Libatkan Pecalang, Satpol PP Sampai Polisi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Akses masuk ke semua pantai di Denpasar ditutup.

Penutupan dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Penutupan digelar sejak Saraswati, Banyupinaruh hingga Pagerwesi lusa.

Pembina Pecalang Desa Adat Kesiman, Wayan Sadia mengatakan, pembatasan akses ke Pantai Padanggalak ini telah dilakukan sejak Saraswati, dua hari lalu.

Baca juga: Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi Ketika Vaksin Covid-19

Pembatasan digelar sesuai surat edaran dari Majelis Desa Adat (MDA) Denpasar terkait kegiatan Saraswati, Banyupinaruh serta Pagerwesi.

Pecalang juga dibantu oleh pihak kepolisian untuk melakukan penjagaan.

Penjagaan ini akan digelar hingga pukul 23.00 Wita.

“Penjagaan memang tetap dari kemarin (Saraswati), tapi lebih kami efektifkan lagi saat ini,” kata Sadia, Minggu 29 Agustus 2021.

Ia mengatakan penjagaan dibagi beberapa shift.

Setiap shift melibatkan hingga 20 pecalang dan menjaga di beberapa titik masuk ke Pantai Padanggalak.

Penjagaan tak hanya menyasar jalan utama, tapi juga jalan tikus yang ada di sekitar pantai dengan mengerahkan pecalang.

Sementara itu, Camat Denpasar Timur, Wayan Herman mengatakan, penjagaan ini juga dibantu dari Satgas Covid-19 baik dari desa/kelurahan juga dari Pemkot Denpasar.

Untuk wilayah Kecamatan Denpasar Timur, ada dua akses pantai yang ditutup yakni Pantai Padanggalak dan Pantai Biaung.

“Ini keduanya kebetulan masuk wilayah Kesiman. Yang boleh masuk hanya masyarakat yang memang bermata pencaharian di pantai atau tinggal di dekat pantai. Sementara yang akan melukat apalagi berwisata kami tidak izinkan,” katanya.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai mengatakan, semua akses pantai di Kota Denpasar ditutup saat Banyupinaruh ini.

Ia mengatakan, pihaknya memberikan atensi lebih pada pantai yang berada di kawasan Sanur.

Karena sebelum pandemi biasanya kawasan tersebut selalu ramai.

“Sepanjang pantai dari Pantai Biaung sampai Serangan Tutup. Biasanya yang paling ramai di pantai yang ada di Sanur. Di Sanur ada 15 titik pantai yang ditutup, hanya nelayan dan yang memang tinggal atau mencari penghidupan di pantai, dan penyeberangan yang diizinkan masuk saat Banyupinaruh ini,” katanya.

Ia menambahkan, dari Pemkot Denpasar pihaknya menurunkan Satpol PP dan Dinas Perhubungan untuk membantu pecalang maupun Linmas melakukan penjagaan.

Selain itu juga dibantu oleh pihak kepolisian dari Polsek Denpasar Timur dan Denpasar Selatan.

Sementara itu, Majelis Desa Adat (MDA) Kota Denpasar mengeluarkan surat edaran nomor: 60/MDA-KOTA DPS/VIII/2021 tentang pelaksanaan Rahina Suci Saraswati, Banyupinaruh, dan Pagerwesi pada situasi pandemi Covid-19 dan PPKM Level 4, Agustus 2021.

Dalam pelaksanaan Banyupinaruh, masyarakat Denpasar diminta untuk melakukan panglukatan ke pantai.

Baca juga: Berikut Data dan Fakta Kasus Covid-19 Selama Perpanjangan PPKM Jawa - Bali yang Berakhir Hari Ini

Bendesa Madya MDA Kota Denpasar, Anak Agung Ketut Sudiana, mengatakan surat edaran ini untuk menekankan kembali Surat Edaran bersama PHDI Bali dan MDA Bali.

“Berkaitan dengan pelaksanaan Hari Suci Banyu Pinaruh yang jatuh setiap enam bulan sekali, masyarakat Kota Denpasar diimbau untuk tidak berduyun-duyun datang ke pantai,” kata Sudiana.

Ia meminta masyarakat melaksanakan pengelukatan ngayat dari rumah masing-masing.

Ia mengatakan, hingga saat ini Kota Denpasar khususnya wilayah pesisir yakni Sanur dan Serangan masih terjadi penularan Covid-19.

Terlebih saat ini penerapan PPKM level 4 masih dilaksanakan.

Karenanya, hal ini menjadikan obyek wisata pantai di Kota Denpasar termasuk di wilayah Sanur dan Serangan masih ditutup untuk umum.

“Kawasan pantai sebagai salah satu tempat wisata di seluruh Kota Denpasar, khususnya di Sanur dan Serangan saat ini masih ditutup untuk umum, sehingga masyarakat diharapkan melaksanakan pembersihan atau pengelukatan Banyu Pinaruh dari rumah masing-masing,” katanya.

Sudiana berharap masyarakat memaklumi kondisi ini.

Di mana, kebijakan ini tak lain untuk kebaikan kita bersama dalam memutus penyebaran guna percepatan penanganan Covid-19, protokol kesehatan harus tetap dijalankan.

“Jadi masyarakat Kota Denpasar yang sebagaimana sebelumnya biasa melaksanakan pengelukatan di pantai, untuk kali ini kami mengajak masyarakat untuk melaksanakan pengelukatan dari rumah masing-masing, atas kondisi ini kami berharap permakluman untuk kebaikan kita bersama dalam mendukung percepatan penanganan Covid-19 ini,” kata Sudiana.

Baca juga: 13 Pantai di Badung Dijaga Ketat Satpol PP Saat Banyupinaruh, Suryanegara: 62 Personel Diturunkan

Warga Putar Balik

Pengempon Pura Mertasari, Sanur, IB Kompyang Sindhu mengatakan, sejak pukul 05.30 Wita pengunjung sudah berdatang ke Pantai Mertasari.

Pihaknya meminta para pengunjung putar balik.

"Pengendara sudah mulai datang sejak pukul 05.30 Wita. Dan mereka semua akhirnya putar balik karena memang tidak boleh mengunjungi Pantai," katanya.

Namun untuk pemedek yang ingin melakukan persembahyangan di Pura Mertasari masih diperbolehkan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Jero Sindhu sapaannya mengaku belum dapat kabar kapan panatai dibuka lagi.

"Kalau yang mau bersembahyang di pura masih bisa tapi harus dengan protokol kesehatan yang ketat," jelasnya. (sup/sar).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved