Berita Bali

Kasus Covid-19 di Bali Melandai,Dewan Minta Disdikpora Mulai Siapkan Rencana Pembelajaran Tatap Muka

Oleh sebab itu, DPRD Bali mendorong agar proses pembelajaran tatap muka (PTM) segera dibuka secara bertahap.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
ilustrasi pembelajaran tatap muka 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Walaupun Bali menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, tetapi angka penyebaran Covid-19 di Bali kian hari mulai menunjukkan penurunan.

Bahkan, dari data Satgas Covid-19 Bali, pada Senin (30/8/2021) tercatat jumlah terkonfirmasi positif sebanyak 305 orang dengan tingkat kesembuhan sebanyak 866 orang dan 50 pasien meninggal dunia.

Oleh sebab itu, DPRD Bali mendorong agar proses pembelajaran tatap muka (PTM) segera dibuka secara bertahap.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Putu Budiarta saat dikonfirmasi, Selasa 31 Agustus 2021.

Baca juga: Bali Masih PPKM Level 4, Petugas Lakukan Penyekatan di Pintu Masuk Terminal Mengwi

Gung Budiarta, sapaan akrabnya, meminta Pemprov Bali menyiapkan skema untuk pembukaan PTM apabila PPKM di Bali turun level.

Apalagi, Bali sendiri memiliki rencana pembelajaran secara hybrid, diharapkan agar atas dasar persetujuan orang tua siswa.

"Ketika pemerintah pusat masih mengeluarkan keputusan tentang PPKM di Bali level 4 sesuai instruksi Mendagri, tidak diperkenankan ada PTM.  Beda dengan di level 3.

Tapi yang paling penting ketika nanti level turun disdik sudah meyiapkan skema tentang hybrid," jelasnya.

Politikus PDIP ini juga mengingatkan bahwa rencana pembelajaran hybrid itu perlu mendapat persetujuan dari orang tua.

Sehingga, ia meminta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bali untuk melakukan sosialisasi terkait hal tersebut ke orang tua.

"Intinya sebagian dari pembagian pembelajaran itu. Namun tetap prioritas  dari persetujuan orang tua, utama persetujuan orang tua itu," tandasnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Kadisdikpora) Provinsi Bali, I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa menyebut jika saat ini pihaknya sedang melakukan kajian terkait penerapan metode belajar hybrid tersebut.

Bahkan, dalam kajian tersebut, pihaknya melibatkan berbagai stakeholder terkait, termasuk para pakar Pendidikan.

"Konsepnya saat ini tengah kita godok dengan para kepala sekolah," jelasnya.

Baca juga: 98 Persen Siswa di Klungkung Telah Divaksin, Pembelajaran Tatap Muka Tunggu Penurunan Level PPKM

Boy menyebut bahwa metode daring atau e-learning merupakan pola yang terbaik diterapkan di Bali.

Nantinya, pola ini direncanakan akan diterapkan di tingkat SMA/SMK terlebih dahulu.

"Kalau pandemi selesai tahun depan, berarti konsep itu bisa diterapkan untuk sekolah jenjang SMA/SMK terlebih dulu.

Konsep yang telah kita kaji ini berbeda dengan belajar daring seperti yang kita lakukan di masa pandemi," imbuhnya.

Pembelajaran hybrid, Boy menyebutkan menitikberatkan pada bobot pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Semakin tinggi standar kompetensi lulusan (SKL), memungkinkan untuk dibuka ruang tatap muka dengan lebih banyak siswa.

Sebaliknya, pelajaran muatan lokal atau yang bisa digali siswa dari materi diluar kelas akan menyesuaikan jumlah siswanya.

Pola belajar akan dilakukan dengan komposisi 50:50. Untuk kegiatan tertentu komposisinya 70:30.

"Ini beda sekali dengan PTM terbatas 50%. Ini yang sedang kita rancang bersama kepala sekolah. Jadi anak-anak juga lebih kreatif menggali sumber-sumber materi melalui pemanfaatan teknologi," tandas Boy. (*)

Artikel lainnya di Berita Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved