Berita Karangasem

Salak Sibetan Mulai Diminati Pasar di NTB, Permintaan Perminggunya Capai 3 Ton 

Salak Sibetan, Kecamatan Bebandem mulai diminati Pasar di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Karsiani Putri
Saiful Rohim
Salak Sibetan sedang ditampung untuk dikirim ke daerah Indonesia bagian timur 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA- Salak Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem mulai diminati Pasar di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Permintaan perminggunya cukup tinggi di beberapa pasaran besar di NTB, yakni mencapai 1 sampai 3 ton.

Kemungkinan jumlah tersebut meningkat.

Gede Ngurah Petani asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem mengaku, sejumlah petani salak di Sibetan dapat permintaan dari tengkulak di Karangasem.

Jumlah salak yang diminta cukup banyak.

Ratusan kilogram perharinya.

Salak tersebut akan dikirim ke Indonesia bagian Timur.

Baca juga: Digelar Selama 4 Hari, SKD CPNS di Karangasem Digelar Mulai 29 September 2021

"Permintaan Salak Bali lumayan tinggi di daerah timur. Seperti Lombok,  Sumbawa, hingga Dompu. Tengkulak Karangasem kadang kewalahan melayani  permintaan dari NTB. Hampir setiap hari permintaannya," ungkap I Gede Ngurah, Minggu 5 September 2021.

Ditambahkan, setiap petani salak kadang hanya mampu memenuhi sekitar 25 sampai 50 kilogram perhari saat musim panen.

Para petani menjual Rp4 ribu perkilogramnya ke tengkulak. 

Sedangkan di Indonesia bagian timur harganya Rp 6.500 sampai Rp7 ribu perkilonya, tergantung kualitas salak.

"Luas lahan saya sekitar 25 are. Semuanya ditanami  salak. Perhari bisa memanen sekitar 25 kilogram saat masuk musim  panen. Rata - rata petani di Sibetan menjual salak ke tengkulak," tambah Gede Ngurah.

Sampai hari ini, permintaan salak di daerah Indonesia timur meningkat.

Untuk permintaan salak dari Pulau Jawa juga ada.

Hanya saja jumlah kecil dibandingkan ke NTB.

Pihaknya berharap harga salak bisa normal dan bersahabat, sehingga petani salak di Karangasem tak merugi.

Biasanya harga salak turun drastis saat memasuki panen raya di Karangasem.

Untuk diketahui, tingginya permintaan salak di NTB karena banyak home industri yang  bahannya  dari buah salak.

Baca juga: Cerita Gusti Alit Kembangkan Jeruk Madu di Banjar Palak Karangasem, Berawal dari Kunjungan ke Malang

Salak diolah menjadi kripik, selai, manisan, hingga dodol.

Sehingga nilai jual olahan tersebut naik dibanding buah salak.

Olahan tersebut dijual ke swalayan, toko,  dan Bandara. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved