Paralimpiade Tokyo 2020 Berakhir, Parsons: Atlet Mengubah Kehidupan
Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC), Andrew Parsons, resmi menutup Paralimpiade Tokyo 2020
TRIBUN-BALI.COM, TOKYO - Presiden Komite Paralimpiade Internasional (IPC), Andrew Parsons, resmi menutup Paralimpiade Tokyo 2020, yang telah diundur setahun karena pandemi, dalam upacara penutupan yang digelar di Stadion Nasional, Jepang, Minggu 5 September 2021 malam.
"Saya tidak menyangka perjalanan, pertandingan hampir selesai. Saya tidak ingin melakukan ini, tetapi sudah waktunya bagi saya untuk menyatakan Paralimpiade Tokyo 2020 ditutup," kata Parsons.
Selama 12 hari, Parsons mengatakan, para atlet telah memberikan harapan, membuka pemikiran, dan yang terpenting atlet mengubah kehidupan.
"Paralimpiade membantu mewujudkan mimpi banyak orang di Tokyo dan memberikan harapan bagi yang menonton di rumah," ujar Parsons.
Baca juga: Leani Ratri Berhasil Meraih Medali Emas di Paralimpiade Tokyo 2020, Apresiasi dari Presiden Jokowi
Parsons berterima kasih kepada masyarakat Jepang yang membuat Paralimpiade dapat digelar.
Tidak hanya itu, dia juga memberikan apresiasi kepada tim IPC, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Gubernur Tokyo Yuriko Koike dan Presiden panitia penyelenggara Tokyo Games, Seiko Hashimoto.
Tak lupa Parsons juga berterima kasih kepada federasi internasional, ofisial dan atlet-atlet yang berpartisipasi, serta relawan yang membawa energi dalam penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo.
"Semua atlet Paralimpiade di seluruh dunia, sampai jumpa di Paris tiga tahun lagi," kata Parsons.
Sebelum pidatonya, Parsons menyerahkan bendera Paralimpiade kepada Wali Kota Paris Anne Hidalgo, yang akan menjadi tuan rumah Paralimpiade selanjutnya.
Pada pengujung upacara penutupan, para musisi termasuk paduan suara menyanyikan lagu "What a Wonderful World" ciptaan Bob Thiele yang direkam pertama kali oleh Louis Amstrong.
Kaldron api Paralimpiade Tokyo kemudian ditutup, kembang api kembali menyala di atas stadion untuk terakhir kalinya, "Arigato" terpampang di layar, diikuti dengan tulisan "See you in Paris 2024."
Penghargaan "I'mPossible," yang diinisiasi Komite Paralimpiade Internasional (IPC), mewarnai penutupan Paralimpiade Tokyo 2020 di Tokyo.
"I'mPossible" merupakan gerakan yang diinisiasi IPC pada 2017.
Penghargaan diberikan kepada mereka yang dinilai berkontribusi terhadap dunia yang lebih inklusif.
Mereka dianggap menginspirasi dan merupakan agen perubahan.
Penerima penghargaan "I'mPossible" di antaranya adalah Lassam Katongo dari Zambia dan Katarzyna Rogowiec dari Polandia, yang merupakan pelari dan pemain ski pada Paralimpiade sebelumnya.
Upacara penutupan Paralimpiade Tokyo, yang mengakhiri hampir dua pekan kompetisi di antara para atlet penyandang disabilitas dari seluruh dunia, digelar di Stadion Nasional.
Seperti halnya Olimpiade yang berakhir pada 8 Agustus 2021 lalu, upacara penutupan dibuka di depan lautan kursi kosong dengan hanya sejumlah pejabat yang menghadiri, termasuk Putra Mahkota Jepang Akishino dan Presiden IPC, Andrew Parsons.
Upacara penutupan Paralimpiade Tokyo, yang dimulai pukul 20.00 waktu setempat atau pukul 19.00 Wita, dibuka dengan penampilan sekelompok seniman muda Jepang terdiri dari komposer, gitaris, drumer dan violinis, yang merupakan penyandang disabilitas.
Penari kemudian memenuhi bagian tengah lapangan, yang ternyata telah dikelilingi oleh sejumlah peserta Paralimpiade di kursi yang telah disediakan.
Penampilan para penari, yang mengenakan baju warna-warni seperti diusung pada logo Paralimpiade, tersebut ditutup dengan kembang api yang memancarkan warna serupa dari atap stadion.
Para penari meninggalkan tengah lapangan yang bertuliskan "Tokyo 2020 Paralympics Game," sambil menunjukkan kertas bertuliskan "Thank you to all..." Bendera Jepang yang dibawa oleh sejumlah peraih medali -- termasuk peraih emas Sato Tomoki dan atlet para-renang berusia 14 tahun yang menjadi peraih medali termuda Jepang, Yamada Miyuki -- untuk kemudian dikibarkan.
Selanjutnya, pawai atlet membawa bendera memasuki lapangan dengan diawali oleh bendera tim pengungsi Paralimpiade.
Baca juga: Widiasih Cs Lampaui Target, Indonesia Peringkat 43 Paralimpiade Tokyo, Raih 2 Emas
Terlepas dari kesulitan, seperti protokol perjalanan Covid19, sekitar 4.400 atlet dari 162 negara dan wilayah, berkompetisi di Paralimpiade, yang dibuka pada 23 Agustus.
Di antara para atlet yang berkompetisi tersebut termasuk dua di antaranya adalah atlet dari Afghanistan yang berhasil dievakuasi, dan akhirnya tiba di Tokyo, berkat upaya multinasional.
Paralimpiade Tokyo 2020 memperebutkan 539 medali di 22 cabang olahraga. (ant)
Kumpulan Artikel Bali