Berita Denpasar
Ibu Hamil dan Ibu Menyusui Merasa Lebih Aman Setelah Divaksin
Selain ibu hamil dan ibu menyusui, vaksinasi diikuti remaja usia 12-17 tahun, penyandang disabilitas serta lansia.
Penulis: Putu Supartika | Editor: DionDBPutra
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ibu hamil dan ibu menyusui antusias mengikuti vaksinasi Covid-19 yang digelar Pertiwi Indonesia Bali bekerjasama dengan Pemkot Denpasar dan Polda Bali di Gedung Dharmanegara Alaya Lumintang, Denpasar, Rabu 8 September 2021.
Selain ibu hamil dan ibu menyusui, vaksinasi diikuti remaja usia 12-17 tahun, penyandang disabilitas serta lansia.
Seorang peserta, Desi Setyaningrum (27) sangat antusias ikut vaksinasi Covid-19 demi menjaga sang anak.
"Karena kasus Covid-19 masih cukup tinggi, saya berharap dengan vaksin bisa mengurangi risiko apalagi saya menyusui. Ini demi anak saya," kata Desi.
Baca juga: Bupati Tamba Temui Kepala Bappeda Bali di Denpasar, Bahas Rencana Renovasi Pura Jagatnatha Jembrana
Baca juga: Lowongan Kerja Denpasar, PT CSM Corporatama Buka Loker Untuk Posisi Branch Manager
Ia mengatakan setelah vaksin dirinya merasa lebih aman. Apalagi saat ini anaknya masih berusia 9 bulan.
Siti Maisaroh (32) juga merasa lebih aman untuk anaknya setelah vaksinasi. "Sekarang merasa lebih tenang, karena selama ini merasa waswas terutama untuk anak saya karena masih menyusui," katanya.
Setelah mendapat suntikan vaksin, Siti tak merasakan keluhan dan hanya sedikit sakit saat disuntik.
Ketua Bidang Pendidikan Pertiwi Indonesia Bali, Agung Mirah mengatakan, vaksinasi kemarin menjangkau target sebanyak 300 orang. Adapun jenis vaksin yang digunakan yakni Sinovac.
"Ini acara perdana kami untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi khususnya untuk ibu hamil dan menyusui. Tagline kami perempuan bantu perempuan, perempuan jaga perempuan," katanya.
Mirah berharap, dengan semakin banyak sasaran yang tervaksin akan semakin cepat terbentuknya herd immunity alias kekebalan kelompok di Kota Denpasar.
Selain di Lumintang, pihaknya juga menggelar vaksinasi untuk masyarakat umum di SMPN 10 Denpasar. Sasaran sebanyak 1.200 orang.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar, Sagung Antari Jaya Negara mengatakan meskipun ibu hamil dan ibu menyusui lebih banyak berdiam di rumah namun mereka tetap rentan.
Hal ini karena ada anggota keluarga lain yang keluar rumah dan berpotensi menularkan virus corona. "Ibu hamil dan menyusui juga tetap rentan karena ada anggota keluarga yang ke luar rumah," katanya.
Meski sudah divaksin, Antari meminta agar ibu hamil dan menyusui tetap menerapkan protokol kesehatan dan menjaga imun tubuh.
Enggan Memberi Tahu
Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Denpasar kesulitan melakukan tracing kontak erat dengan pasien positif Covid-19. Hal ini lantaran ada pasien positif Covid-19 yang enggan memberitahu informasi kontak erat.
Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan, hal ini yang menyebabkan Denpasar masih PPKM level 4.
“Kami masih terkendala positif rate yang didukung tracing. Selama ini tracing yang kami lakukan terbatas, karena masyarakat enggan buka informasi kontak erat,” kata Jaya Negara, Rabu 8 September 2021.
Jaya Negara mengatakan, masyarakat yang terkonfirmasi positif ketika ditracing selalu mengaku tidak pernah ke mana-mana.
Artinya mereka tidak jujur sehingga yang bisa ditracing hanya keluarga dengan jumlah rata-rata 3 orang.
Padahal menurut aturan WHO, minimal harus dilakukan tracing kepada 15 orang kontak erat untuk satu kasus positif. Dengan adanya kendala tersebut, Jaya Negara mengeluarkan Keputusan Wali Kota terkait tracing ini.
Jika ada warga yang positif Covid-19, akan langsung dilakukan tracing ke tetangganya.
“Nah sekarang kami buat kebijakan, nanti akan ditracing juga ke tetangga di sampingnya. Kalau tinggal di kos, tetangga kosnya juga kami tracing. Ini sesuai keputusan wali kota,” katanya.
Menurut Jaya Negara, dengan tingkat kesembuhan yang tinggi, kasus menurun dan BOR rumah sakit juga turun, harusnya Denpasar bisa turun level 3.