Kesehatan

Kolesterol Bisa Menyebabkan Penyakit Liver, Dari Hepatitis Sampai Sirosis Hati

Para ahli mengukur kadar kolesterol di tubuh dengan satuan miligram per desiliter (mg/dL) darah.

Shutterstock/Kateryna Kon
ilustrasi hepatitis, virus hepatitis 

TRIBUN-BALI.COM - Kolesterol adalah molekul lemak yang dapat ditemukan di beberapa makanan serta dibuat di organ hati.

Secara umum kolesterol ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni high-density lipoprotein (HDL) dan low-density lipoprotein (LDL).

HDL berfungsi membawa kolesterol dari sel-sel dalam tubuh ke hati.

Hati kemudian memecahnya atau mengeluarkannya dari tubuh sebagai produk limbah.

Fungsi ini berguna bagi tubuh. Oleh sebab itu, HDL seringkali juga disebut sebagai “kolesterol baik”.

Sedangkan LDL berfungi membawa kolesterol dari hati ke sel. Sel sebenarnya menggunakan kolesterol, tetapi jika sampai mendapatkan pasokan terlalu banyak, hal itu dapat menumpuk di arteri.

Penumpukan di arteri ini diketahui dapat menyebabkan masalah kesehatan sehingga dokter terkadang menyebut LDL sebagai “kolesterol jahat.”

Para ahli mengukur kadar kolesterol di tubuh dengan satuan miligram per desiliter (mg/dL) darah. Secara umum kadar kolesterol normal atau sehat yang disarankan untuk orang-orang, yakni:

  • LDL harus kurang dari 100 mg/dL
  • HDL harus 40 mg/dL atau lebih tinggi

Efek kolesterol tinggi pada tubuh

Ketika memiliki kadar LDL lebih tinggi dari batas normal, seseorang dapat sering disebut memiliki “kolesterol tinggi.”

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko berkembangnya beberapa masalah kesehatan.

Melansir Medical News Today, kolesterol dapat menumpuk di arteri yang merupakan pembuluh darah utama dalam tubuh.

Akibatnya, pembuluh darah bisa menjadi lebih sempit, kemudian membatasi suplai darah dan oksigen ke organ-organ.

Penyempitan pembuluh darah juga dapat meningkatkan risiko pembekuan darah. Jika aliran darah ke jantung sampai dibatasi, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Ini termasuk angina, serangan jantung, dan gagal jantung. Sementara itu, jika aliran darah ke otak dibatasi, hal ini dapat meningkatkan risiko stroke.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved