Sponsored Content

STIKOM Bali Group Berencana Kirim 3.000 Mahasiswa Bekerja ke Jepang

mulai Februari  atau awal Maret 2022 kita akan buka kelas khusus bagi mereka yang kuliah di STIKOM Bali Group dan mengikuti program kerja di Jepang,”

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/ITB STIKOM Bali
Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan yang juga direktur utama 23 lembaga bisnis berbendera STIKOM Bali Group, selalu saja punya inovasi brilian.

Teranyar, ketika melantik ratusan mahasiswa baru kelas karyawan ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan mengajak seluruh mahasiswa baru dan mahsiswa lama ITB STIKOM Bali untuk bekerja di Jepang menggunakan visa Specifed Skill Worker (SSW) atau visa bagi Pekerja Berketerampilan Specifik (PBS).

“Dua pekan lalu, kami sudah menandatangani Memorandum of Understanding dan Perjanjian Kerja Sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk mengirim 3.000 mahasiswa bekerja di Jepang.

Gajinya lebih besar, start dengan Rp 20 juta per bulan dan kontrak kerja 5 tahun.

Baca juga: Wakil Rektor III ITB STIKOM Bali Tantang Mahasiswanya Ciptakan Alat Deteksi Covid-19

Kalau mahasiswa kita yang sedang magang di Jepang gajinya rata-rata Rp 15 juta / bulan.

Jadi, mulai Februari  atau awal Maret 2022 kita akan buka kelas khusus bagi mereka yang kuliah di STIKOM Bali Group dan mengikuti program kerja di Jepang,” kata Dadang Hermawan di aula ITB STIKOM Bali, Renon, Denpasar, Minggu (26/9/2021) . 

Dadang menyebut, kerja sama BP2MI dengan perguruan tinggi ini adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia bersama STIKOM Bali Group, yakni ITB STIKOM Bali, Politeknik Nasional Denpasar, Politeknik Ganesha Guru Singaraja dan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung dan khusus untuk penempatan kerja di Jepang.

“Jepang, selama lima tahun, 2019 - 2024 butuh 350.000 tenaga kerja asing dan Indonesia mendapat jatah 70.000. Tapi sejak tahun 2019 sampai sekarang baru kirim 1.500 orang.

Itulah maka BP2MI tidak tidak mau kerja sama dengan  (perusahaan) yang lain tapi dengan perguruan tinggi karena mereka tahu di perguruan tinggi ada program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” jelas Dadang Hermawan.

Dadang kemudian menjabarkan mekanisme perkuliahan bagi mahasiswa yang mengikuti program ini hingga berangkat ke Jepang.

 Mulai Februari atau awal Maret 2022 kuliah semester 1 dan 2 di kampus dengan penekanan pada mata kuliah Bahasa Jepang untuk mengganti mata kuliah Bahasa Inggris.

Setelah itu, uji kompetensi Bahasa Jepang, bekerja sama dengan Japan Foundation dan uji kompetensi keahlian dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sesuai bidang yang digeluti di Jepang nanti. 

Setelah lulus ujian kompetensi Bahasa Jepang dan kompetensi keahlian, barulah pihak ITB STIKOM Bali mendaftarkan mahasiswa tersebut ke BP2MI sebagai Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) untuk diberangkatkan ke Jepang oleh pemerintah.

“Jadi, nanti pemerintah yang kirim. Kalau penuhi target 3.000 orang, saya akan menghadap presiden minta pak Presiden yang lepas, mungkin kita bisa di Senayan (GBK Senayan-red),” kata Dadang Hermawan dengan mimik serius.

Baca juga: Dua Tahun Bertransformasi, ITB STIKOM Bali Kini Menjadi PTS Terpopuler di Bali – Nusra

Untuk kuliah berikutnya, lanjut Dadang, di Jepang mahasiswa akan mengikuti kuliah semester 3-4 secara online dari kampus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved