Berita Klungkung

PTM di Klungkung, Datang Mendahului ke Sekolah, Siswa Diminta Pulang Saat PTM Hari Pertama

Pembelajaran Tatap Muka di Klungkung, Bali, diwarnai dengan banyaknya orang tua siswa yang mengantar anaknya tidak tepat waktu

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Orang tua siswa saat diminta kembali pulang, karena mengantar anaknya ke sekolah mendahului jadwal saat PTM pertama, Senin 27 September 2021 - PTM di Klungkung, Datang Mendahului ke Sekolah, Siswa Diminta Pulang Saat PTM Hari Pertama 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Klungkung, Bali, diwarnai dengan banyaknya orang tua siswa yang mengantar anaknya tidak tepat waktu.

Mereka pun diminta kembali pulang ke rumah, agar siswa datang sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Seperti yang terjadi di SD N 1 Semarapura Kangin.

Siswa dijadwalkan untuk datang ke sekolah pukul 09.00 Wita.

Baca juga: Antisipasi Kerumunan, Orang Tua Siswa Tak Diperkenankan Masuk ke Area Sekolah Saat PTM di Klungkung

Namun banyak orang tua datang mengantar anak-anaknya sekitar pukul 08.30 Wita.

Sehingga mereka diminta kembali pulang ke rumah, agar kembali datang ke sekolah tepat pukul 09.00 Wita.

"Orang tua agar mengantar anaknya tepat waktu, sehingga tidak ada kerumunan siswa di dalam sekolah saat menunggu masuk kelas," ungkap Koordinator Bidang Penindakan Satgas Covid-19 Klungkung, I Putu Suarta, saat meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka di Klungkung, Bali.

Para orang tua siswa yang diminta kembali pulang, beralasan mereka datang lebih awal karena anak mereka sudah tidak sabar lagi ke sekolah.

Siswa pun takut terlambat, jika tidak datang mendahului dari jadwal.

"Anak-anak sudah bosan daring, mereka semangat sekali ingin berangkat ke sekolah. Nanti saya harus balik lagi antar anak, agar datang tepat waktu jam 9 pagi," ungkap salah seorang orang tua siswa, Putu Yasa, Senin 27 September 2021.

Persiapan PTM Bulan Oktober di Tabanan, Guru Belum Vaksin Tak Diizinkan Mengajar 

Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Tabanan akan dilaksanakan awal Oktober 2021 mendatang.

Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya telah memberi lampu hijau kepada Dinas Pendidikan untuk PTM tersebut dengan syarat protokol kesehatan yang ketat.

Salah satu syaratnya adalah bagi tenaga pendidik yang belum divaksinasi tidak diizinkan mengajar.

Bupati Sanjaya telah melaksanakan diskusi dengan Kepala Dinas Pendidikan Nyoman Putra yang intinya membahas terkait kesiapan PTM terbatas yang direncanakan untuk diterapkan di Tabanan pada awal bulan Oktober 2021. 

Surat Edaran Bupati Tabanan, menyusul SKB 4 Menteri Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 dan Surat Edaran Gubernur Bali tentang Pelaksanaan Pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 di Provinsi Bali, yang menyatakan bahwa PTM Terbatas bisa diberlakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Sanjaya menjelaskan, melalui aturan pola pembelajaran yang diberlakukan hanya sebanyak 50% dari kapasitas jumlah siswa dan penerapan waktu belajar dengan sistem shifting atau bergantian, dengan perhitungan 1 shift-nya akan berlangsung selama 90 menit. 

"Simulasi PTM di Tabanan sejatinya sudah pernah dilakukan sejak bulan Juli 2021 lalu. Namun penyempurnaan kesiapan, terhadap Satgas Covid-19 maupun protokol kesehatan ketat di setiap jenjang satuan pendidikan harus dipastikan bisa dipenuhi terlebih dahulu," jelasnya.

Politikus asal Banjar Dauh Pala, Desa Dauh Peken ini mengimbau untuk seluruh tenaga pengajar atau guru wajib seluruhnya divaksin, apabila ada yang belum divaksin dengan alasan tertentu, maka tidak diizinkan untuk mengajar. 

"Jika seluruh kabupaten/kota di Bali serempak keputusannya, akhir bulan ini atau awal Oktober nanti akan segera kita laksanakan," ujar Sanjaya. 

Menurutnya, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) adalah metode belajar yang lebih efektif dan efisien, dengan mempertimbangkan interaksi langsung yang terjadi antar siswa, meskipun dengan pembatasan protokol yang ketat.

Artinya PTM merupakan solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa saat ini.

Dia juga menegaskan, agar pemberlakuan PTM terbatas ini tidak menjadi kluster baru dalam perkembangan virus Covid 19 kedepannya.

Baca juga: PTM di Gianyar, Angkot Gratis Masih Tahap Penyesuaian Jam Belajar Siswa

"Kita harus hati-hati sekali karena kluster ini yang harus kita waspadai," ucapnya.

"Astungkara, di Tabanan Covid sudah mulai menurun, dari level juga sudah di level 3, tapi kita tetap harus hati-hati sedikit lagi, Intinya, tunggu beberapa hari lagi untuk persiapan yang lebih matang," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra menekankan akan terus melakukan tinjau ulang terkait persiapan, Satgas dan pelaksanaan protokol kesehatan.

Ia juga meminta agar para orangtua menyediakan waktu untuk mengantar anak ke sekolah dan langsung menjemput sampai ke rumah seusai belajar, agar anak langsung pulang ke rumah dan potensi anak-anak terpapar bisa ditekan.

Kemudian, kata dia, pihaknya juga menyampaikan akan ada konsekuensi pemberlakuan PTM Terbatas jika salah satu sekolah lalai dalam memberlakukan prokes sampai dengan terpapar, salah satunya adalah penutupan sekolah tersebut.

"Terkait dengan kegiatan olah raga pada PTM terbatas ini tidak kita berlakukan, karena berpotensi ada kontak fisik, begitupun dengan kantin sekolah ditiadakan," tandasnya. (*)

Kumpulan Artikel Klungkung

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved