Berita Denpasar

Pulang Nonton Balap Liar Bareng Pacar di Denpasar, Remaja 14 Tahun Diduga Dianiaya Oknum Polisi

Nonton Balap Liar Bareng Pacar di Suwung Denpasar, Remaja 14 Tahun Diduga Dianiaya Oknum Polisi

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Widyartha Suryawan
Dok. istimewa
MRSAW (14) korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi terlihat saat menjalani perawatan di RS Bross, Renon, Denpasar. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kasus penganiayaan terhadap remaja berusia 14 tahun di Denpasar mendapat sorotan publik.

Terlebih lagi, korban berinisial MRSAW asal Denpasar itu diduga dianiaya oleh oknum polisi.

Kasus dugaan kekerasan tersebut membuat korban mengalami luka-luka hingga patah tulang.

Kasus penganiayaan bermula ketika korban menonton balapan liar sekitar pukul 00.00 Wita di Jalan Bypass Ngurah Rai, Suwung, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Sabtu 26 September 2021 lalu.

Ketika itu, korban bersama pacarnya EAE (17), GM (17) dan teman sepupu korban berangkat bersama menggunakan dua sepeda motor dan saling berboncengan.

Setelah sekian lama menonton, tepatnya sekitar pukul 02.00 Wita, korban bersama tiga orang lainnya memutuskan untuk pulang.

Saat di perjalanan pulang itulah, tepatnya di dekat The Hub Suwung, Jalan Bypass Ngurah Rai, Sanur, Denpasar, korban mendapatkan penganiayaan.

Kuasa Hukum korban yakni AKBP Purnawirawan Joni Lay menjelaskan, sebelum menonton balap liar, korban bersama sepupu dan dua orang lainnya minta izin ke rumah temannya pada pukul 22.00 Wita, Jumat 25 September 2021.

"Sebelum kejadian, korban bersama pacarnya, sepupu dan teman sepupunya ijin ke rumah temannya di wilayah Suwung pada Jumat 25 September 2021 sekitar pukul 22.00 wita," ujar Joni Lay ditemui di Denpasar, Sabtu 2 Oktober 2021.

Sabtu 26 September 2021 sekitar pukul 00.00 wita, keempatnya kemudian memutuskan untuk pulang ke rumah.

Namun dalam perjalanan di dekat SPBU Suwung, Sanur, Denpasar Selatan mereka melihat ada keramaian.

"Saat dilihat ternyata ada balap liar dan spontan mereka menonton," terangnya.

Menurut Joni Lay, saat itu mereka tidak ikut balapan dan hanya menonton saja.

"Mereka tidak mungkin ikut karena motor yang dibawa motor matic biasa. Apalagi badan korban besar, tinggi kurang lebih 180 centimeter, jadi tidak bisa ngebut," lanjut Joni.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved