Berita Bali

Kulkul Banjar Merta Rauh Denpasar Bergerak Sendiri Viral di Medsos,Warga Harapkan Jadi Pertanda Baik

Fenomena gaib nan mistis tersebut terjadi di Banjar Merta Rauh, Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara pada Sabtu 2 Oktober 2021

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Kulkul di Banjar Merta Rauh, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar. 

Namun ia bisa tenang, karena setelah pemangku menghaturkan canang akhirnya kulkul berhasil tenang kembali.

Kemudian karena saat divideokan, kondisi sudah petang sehingga tidak ada yang fokus apakah kulkul lanang atau wadon yang bergerak saat itu.

Filosofi kulkul lanang wadon memang ada di hampir setiap banjar di Bali.

Dikaitkan dengan lanang-istri sebagai simbol suci saling melengkapi dan keseimbangan. Kulkul ini juga dibunyikan dalam acara apapun yang dilakukan oleh banjar.

Uniknya lagi, fenomena kulkul bergerak sendiri ini baru pertama kali terjadi di Banjar Merta Rauh, Denpasar Utara.

“Sebelumnya belum pernah ada fenomena kulkul bergerak sendiri di banjar kami,” tegasnya.

Hal itulah yang membuat warga kaget dan merinding. Apalagi pergerakan kulkul cukup lama yakni dari jam 4 sore sampai setengah 8 malam.

“Tentu saja kalau didorong angin sepoi-sepoi rasanya tidak mungkin bergerak sekencang itu,” ujarnya.

Apalagi kayu kulkul tersebut cukup berat baik kulkul lanang maupun kulkul wadon. 

“Tidak ada binatang juga, karena saya di sana waktu kejadian. Dan ini kejadian nyata bukan dibuat-dibuat,” tegasnya.

Untuk itu, rencana sebagai pembersihan akan dilakukan prayascita alit pada Tilem tanggal 6 Oktober 2021. Dilanjutkan dengan menghaturkan caru dan upacara guru piduka pada saat wali di bale banjar, yakni bertepatan dengan Tumpek Wariga (bubuh) pada 16 Oktober 2021.

Kemudian sesuai arahan pemangku, maka setiap ada warga yang kelayu sekar (meninggal dunia) minimal menghaturkan pakeling dan prayascita khususnya jika meminjam alat di bale banjar.

“Sebab alat yang dipinjam di banjar itu kan di bawa ke rumah, tentu saja leteh dan harus diprayascita baru dikembalikan ke banjar lagi. Karena di Bali kan memang sakral, tenget dan kita semua percaya sekala-niskala,” sebutnya.

Pergerakan kulkul itu pun, kata dia, dimaknai sebagai pertanda baik dan pertanda peringatan bahwa mungkin saja ada sesuatu yang salah. Sehingga akan dibersihkan dengan upacara dan upakara yang sesuai.

 “Sekaligus juga meminta maaf, apabila memang ada yang salah dari perbuatan atau perkataan kami,” ungkapnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved