Berita Bali

Kulkul Bergerak Sendiri di Banjar Merta Rauh Denpasar, Bale Banjar Terkenal Cukup Mistis

Fenomena kulkul bergerak sendiri terjadi di Banjar Merta Rauh, Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara, Denpasar, Bali.

Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Kulkul di Banjar Merta Rauh, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Denpasar. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Fenomena kulkul bergerak sendiri terjadi di Banjar Merta Rauh, Desa Dangin Puri Kangin, Denpasar Utara, Denpasar, Bali.

Peristiwa yang membuat heboh media sosial ini berlangsung pada Sabtu 2 Oktober 2021 lalu dan terekam dalam video berdurasi  sekitar 00.56 menit.

Menurut keterangan dari Anak Agung Ngurah Wijaya, Kelian Adat Banjar Merta Rauh, fenomena kulkul bergerak sendiri itu terjadi cukup lama.

Yakni sejak pukul 16.00 Wita hingga sekitar 19.20 Wita.

Kejadian ini sontak membuat bulu kuduk warga dan prajuru banjar merinding.

Mengingat kulkul lanang wadon tersebut cukup berat, sehingga rasanya tidak mungkin bisa bergerak sendiri oleh angin ataupun oleh binatang.

Baca juga: Kulkul Banjar Merta Rauh Denpasar Bergerak Sendiri Viral di Medsos,Warga Harapkan Jadi Pertanda Baik

“Pergerakannya kencang sekali ke arah timur dan barat. Ibarat didorong dengan tenaga penuh,” jelasnya saat dikunjungi di Denpasar, Minggu 3 Oktober 2021 kemarin.

Padahal tidak ada orang di lantai tiga yang mendorong kulkul itu.

Uniknya lagi, kalaupun didorong oleh manusia atau binatang. Siapa yang memiliki tenaga cukup kuat mendorong kulkul secara bergantian sejak pukul 4 sore sampai setengah 8 sore?

Agung Wijaya, sapaan akrabnya, kemudian menceritakan kemungkinan kulkul tersebut bergerak sendiri.

“Jadi sebelumnya ada proyek di desa, untuk pemasangan keramik dan mengecat tembok bale banjar. Tentunya sebelum kegiatan tersebut, kami telah meminta izin dan menghaturkan pakeling di palinggih banjar di lantai tiga,” sebutnya.

Baca juga: TRAGIS! Tak Kuat Dengar Pawisik, Perempuan di Penatih Denpasar Akhiri Hidup dan Tinggalkan Pesan Ini

Setelah ngaturang piuning, sesuai dengan adat dan dresta Hindu di Bali khususnya di Banjar Merta Rauh, Denpasar Utara, para tukang akhirnya dipekerjakan, kebetulan tukang untuk bagian cat tembok datang dari luar Bali. 

Tiga lantai banjar pun dicat dengan nuansa krem dipadukan dengan warna putih.

“Nah mungkin saja ketika proses mengecat itu, cedok (centong) yang di kamar mandi dipakai untuk mengecat sampai ke bagian atas,” katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved