Berita Bali
Pembelajaran Tatap Muka Dimulai, Sosiolog Unud: Momentum Rintis Teknologi Hybrid di Sekolah
Sosiolog Universitas Udayana (Unud) Bali menyoroti bahwa era PTM di masa pandemi COVID-19 ini memiliki peluang dan tantangan
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai digelar kembali di sejumlah sekolah di wilayah Bali.
Sosiolog Universitas Udayana (Unud) Bali menyoroti bahwa era PTM di masa pandemi COVID-19 ini memiliki peluang dan tantangan.
Menurut dia, meskipun sudah mulai PTM, teknologi tetap tidak boleh ditinggalkan, justru momentum lebih meningkatkan pemanfaatan teknologi secara lebih luas.
Lanjutnya, kedepan tantangannya sekolah di masa pandemi adalah ketersediaan teknologi untuk sekolah hybrid sehingga kehadiran siswa yang masuk bisa bergiliran dengan sistem setengah hadir di sekolah, setengah di rumah secara daring.
Baca juga: PTM SMA/SMK di Jembrana, Puluhan Siswa Tidak Diberi Izin Orangtua
"Yang jelas kita masih harus memanfaatkan teknologi meskipun sudah mulai PTM
Jadi untuk sekolah-sekolah dengan jumlah ruangan yang kurang misalkan, itu nanti setengah siswa bisa hadir sedangkan setengahnya lagi via daring
Artinya teknologi juga masih diperlukan," kata Wahyu kepada Tribun Bali.
Sehingga, kata dia, ada peluang di masa awal PTM ini, sekolah sekaligus merintis pemanfaatan teknologi yang lebih optimal.
"Di sekolah-sekolah selama ini banyak keluhan cenderung banyak sekolah yang infrastruktur teknologinya belum begitu memadai
PTM ini bisa menjadi peluang untuk sekaligus memantapkan atau memaksimalkan infrastruktur teknologi di sekolah," ujarnya.
Hal itu menjadi opsi tatkala tatap muka secara bertahap masih terkendala ruang dan guru pengajar.
"Kecuali kalau memang sekolah itu mempunyai ruang yang cukup sehingga siswa harus dibagi dua , dan sebagainya juga sekaligus guru yang cukup itu lebih baik lagi.
Tetapi kalau misalkan belum bisa dipenuhi, ya kita masih harus manfaatkan teknologi," ujarnya.
Wahyu juga mewanti-wanti kepada pihak sekolah agar apabila terdeteksi satu orang terkonfirmasi positif COVID-19 maka PTM harus ditiadakan sementara dan dilakukan tracing dan testing kontak erat.
Baca juga: 94 Sekolah di Denpasar Ikut PTM, Wakil Wali Kota: Tidak Perlu Memaksakan Penggunaan Seragam Sekolah
"Kalau ada begitu diketahui ada kasus baru COVID-19, PTM harus segera dihentikan agar tidak memperluas skala resiko," pungkasnya. (*)
Artikel lainnya di Berita Pendidikan