Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Profil Sumy Hastry, Ahli Forensik Korban Bom Bali yang Lakukan Autopsi Ulang Korban Subang
Profil Sumy Hastry, Ahli Forensik Korban Bom Bali yang Lakukan Autopsi Ulang Korban Subang
TRIBUN-BALI.COM, SUBANG - Demi mengungkap kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, polisi mengerahkan putra-putri terbaiknya.
Seperti diketahui Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ditemukan tewas di bagasi mobil Alphard yang terparkir di halaman rumah mereka pada 18 Agustus 2021 lalu.
Beberapa hari sebelumnya, Polisi melakukan autopsi ulang kedua jenazah.
Beberapa saksi, rekaman CCTV, hingga jejak digital juga tak luput dari perhatian pihak kepolisian.
Baca juga: Update Terbaru Kasus Pembunuhan Subang: Puluhan Polisi Berpakaian Preman Datangi TKP
Untuk autopsi ulang beberapa hari lalu, Tim dari Mabes Polri sendiri yang melakukannya.
Salah satu anggota Polri yang melakukan autopsi ulang adalah Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti.
Di dunia forensik, terutama di Indonesia, sosok dr Sumy Hastry Purwanti bukan nama asing.
Ia sudah sering terlibat dalam proses identifikasi korban dari peristiwa besar di Indonesia.
Misalnya saja bencana gempa bumi Yogyakarta (2006), bom Hotel JW Marriott, Jakarta (2009), identifikasi jenazah teroris Noordin M Top (2009), gempa bumi Padang, Sumatera Barat (2009), dan kecelakaan pesawat Sukhoi SSJ-100 di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat (2012).
Baca juga: Saksi Mata Ungkap Kondisi Jenazah Korban Pembunuhan Subang Tuti dan Amalia Setelah 45 Hari Dikubur
Dalam Kompas edisi 26 Agustus 2015, perempuan yang akrab disapa dr Hastry ini mulai fokus pada bidang forensik ketika terlibat dalam sebuah operasi di tempat kejadian pembunuhan pada 2000 silam.
Ketika itu, dr Hastry mendapat saran dari Kepala Satuan Reserse Kriminal Poltabes Semarang Ajun Komisaris Purwolelono untuk menekuni forensik.
”Ketika mendapat saran itu, saya termotivasi karena keahlian forensik ketika itu belum dimiliki polwan lain. Saya adalah polwan pertama yang menjadi dokter forensik,” kata Sumi.
Sejak saat itu, Sumi bergabung dalam berbagai operasi tim Identifikasi Korban Bencana atau Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Sumi merupakan perempuan pertama dari anggota tim forensik asal Indonesia.
Tugas pertamanya ialah mengidentifikasi korban bom Bali I pada 2002.