Berita Bali
Warga Jepang Tak Sabar ke Bali, 300 Ribu Wisman Antre Datang Jika Rute Internasional Dibuka
Nobue sudah mengetahui tentang akan adanya aturan karantina delapan hari untuk wisatawan mancanegara yang datang ke Bali.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dalam kesenian ini, ia telah belajar di sejumlah master gender.
Guru gendernya adalah mendiang I Wayan Loceng asal Banjar Babakan, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Dan saat ini ia memiliki banyak teman di Bali yang kerap mengajaknya 'ngayah' gender wayang di pura, rumah orang yang menggelar upacara, dan sebagainya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam keterangan live di salah satu stasiun televisi nasional mengatakan, karantina delapan hari terakhir diberlakukan untuk mewujudkan pariwisata sehat.
Namun karantina yang dimaksudkannya, tamu tidak dikurung di dalam kamar hotel selama delapan hari.
Namun mereka juga bisa menikmati pantai.
Tempat karantina nantinya adalah hotel yang bersebelahan dengan pantai.
"Jadi, tamu tidak hanya berdiam diri di kamar hotel. Mereka bisa keluar, menikmati pantai dan fasilitas yang ada di hotel. Hanya saja, dalam waktu karantina ini mereka belum boleh keliling Bali," ujarnya.
Terpisah, Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Nuarta mengklaim seluruh pekerja pramuwisata siap untuk kembali bekerja.
Pekerja pramuwisata sudah hampir 90 persen tervaksin Covid-19.
Sisanya, yang belum, karena masih ada penyakit bawaan.
"Dari segi kesiapan saya sudah memastikan bahwa SDM di segmen pasar Mandarin, Korea, dan Jepang sudah siap semua. Sudah dari dulu siap, karena persiapannya sudah dilakukan selama pandemi. Maka dari itu pembukaan penerbangan internasional pada 14 Oktober merupakan momentum dan setidaknya bisa bernapas lega," katanya, Rabu.
Baca juga: Penerbangan Internasional Segera Dibuka, 1 Perusahaan Pariwisata Sudah Panggil Karyawannya
Menurutnya, masa karantina selama delapan hari untuk wisatawan membuat wisatawan yang berasal dari Jepang, Tiongkok, dan Korea batal datang ke Bali.
Padahal tamu Tiongkok, Jepang dan Korea sudah banyak yang mengantre untuk datang ke Bali.
"Permasalahannya ketika dihadapkan dengan aturan sesuai dengan culture wisatawan Mandarin, Jepang dan Korea otomatis akan mengurungkan niatnya untuk datang ke Bali. Wisatawan Jepang, Tiongkok, dan Korea masa tinggalnya atau long stay-nya tidak lebih dari lima hari. Kalau karantina delapan hari kan dia tidak punya waktu untuk melakukan kegiatan pariwisata di Bali," sebutnya.