Berita Denpasar
BREAKING NEWS - Puncak Palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung, Gunakan Bade Setinggi 16 Meter
Hari ini, Jumat, 8 Oktober 2021 merupakan puncak pelaksanaan palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, Sanur, Denpasar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari ini, Jumat, 8 Oktober 2021 merupakan puncak pelaksanaan palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, Sanur, Denpasar, Bali.
Pelaksanaan palebon (pembakaran untuk orang berkasta) berlangsung meriah.
Di mana dalam palebon ini menggunakan bade setinggi 16 meter.
Selain itu juga menggunakan lembu putih setinggi 10 meter.
Baca juga: Grand Opening Store UNIQLO di Level 21 Mall Denpasar, Banyak Promo Menarik Mulai Rp 39 Ribuan
Ribuan masyarakat tumpah ruah ke jalan raya menyaksikan acara ini.
Meski demikian pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
Salah seorang putra Ida yakni Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra mengatakan pihaknya sangat mengurangi peserta yang terlibat.
Palebon dimulai dengan prosesi di dalam griya (rumah untuk Ida Bagus/Ida Ayu).
Sekitar pukul 12.30 Wita jenazah dinaikkan ke dalam bade.
Setelah jenazah dinaikkan ke bade, lembu terlebih dahulu dibawa ke patunon (kuburan/tempat acara pembakaran dilakukan).
Baca juga: Peraih Nilai Tertinggi Tak Terpilih, Wali Kota Denpasar Lantik Alit Wiradana Jadi Sekda Denpasar
Di depan lembu juga ada gayot yang salah satunya adalah istri dari mendiang.
Sebelum bade diberangkatkan direntangkan kain sepanjang 100 meter dari bade ke arah depan.
Di depan kain tersebut juga ada penari baris.
Semua sanak saudara griya memegang kain putih tersebut.
Selanjutnya lembu dan bade diarak menuju ke patunon di kawasan Pantai Matahari Terbit.
Baca juga: Ditangkap Saat Menempel Sabu di Sesetan Denpasar, Yulian Terancam 12 Tahun Penjara
Ribuan masyarakat memadati pinggir jalan menyaksikan pengarakan bade ini.
“Kami mengurangi sekali atau meminimalisir peserta. Acara diatur per grup. Satu grup jalan, setelah lengang jalan yang lainnya,” kata Sidharta Putra.
Menurutnya, jika tak berbarengan dengan pandemi, upacara ini kemungkinan dihadiri oleh puluhan ribu orang.
“Karena banyak yang bakti kepada beliau di Griya Jro Gede Sanur. Beliau punya 1.000-an pegawai bersama keluarganya. Namun kita tetap batasi, yang penting palebon Ida bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Saat masih walaka, Ida merupakan tokoh pariwisata dan merupakan pionir pariwisata Bali dari Sanur, Denpasar.
Berbagai penghargaan telah Ida dapatkan terkait pengabdiannya dalam dunia pariwisata.
Sidharta Putra menuturkan, saat masih walaka Ida bernama Ida Bagus Tjetana Putra.
Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung lahir di Sanur, 26 Mei 1934.
“Beliau adalah tokoh pariwisata Bali dari Sanur. Sanur merupakan pionir pariwisata di Bali dan beliau pionir pariwisata Sanur sehingga otomatis juga pionir pariwisata Bali,” kata Sidharta Putra.
Saat aktif di dunia pariwisata, Ida sempat menjadi ketua PHRI Bali pada tahun 1985 – 1995 dan sebagai Ketua Lions Club Bali pada tahun 1994 – 1995, termasuk ketua Yayasan Pembangunan Sanur.
Ida juga aktif dalam berbagai organisasi seperti PHRI Bali, Kadin Bali, PATA Bali, Apindo Bali, serta Lions Club International.
Juga menjadi founder dari Santrian Group yang bergerak dalam sektor perhotelan, restoran, serta properti.
Selanjutnya, Ida madiksa sebagai pedanda pada tahun 2009 lalu.
Selalu aktif bergerak di bidang adat dengan melakukan pembenahan beberapa pura, serta mengabdi kepada umat sesuai tugasnya sebagai pedanda.
Pada tahun 2019, Ida mendapat satya lencana dalam bidang pariwisata dari Presiden RI, Joko Widodo.
Atas pengabdiannya di bidang pariwisata, Ida juga mendapatkan banyak penghargaan yakni Penghargaan Karya Karana Pariwisata pada tahun 2005 dari Gubernur Provinsi Bali, Tri Hita Karana Award pada tahun 2002, “10 Eksekutif 1994” dari Jawa Pos Group, dan Penghargaan Lions International pada tahun 1995.
“Banyak lagi penghargaan yang dianugerahkan kepada beliau saat walaka dari pebisnis terbaik, penggerak sosial. Sekarang empat anaknya melanjutkan kiprah beliau,” katanya.
Lebar pada Usia 87 Tahun
Ida Pedanda Nabe Gede Dwija lebar pada usia 87 tahun di Griya Gede Keniten.
Ida lebar pada Minggu, 28 Maret 2021 dan bertepatan dengan Purnama Kadasa pukul 16.00 Wita.
Ida meninggalkan seorang istri yakni Ida Pedanda Istri Agung Patni Ngenjung.
Juga empat orang putra, yakni Ida Bagus Ngurah Agung Kumbayana, Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, dan Ida Bagus Agung Awatara Putra.
Dari ke empat putra, Ida Pedanda Nabe Gede Dwija memiliki 15 orang cucu. (*)
Berita lainnya di Berita Denpasar