Denpasar
Evaluasi Belajar Tatap Muka, Pemerintah Berencana Melakukan Tracing dan Testing di Sekolah
Wacana pelaksanaan testing dan tracing secara acak rencananya akan dilakukan mulai bulan depan.
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Wacana pelaksanaan testing dan tracing secara acak rencananya akan dilakukan mulai bulan depan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Disdikpora Bali, KN Boy Jayawibawa ketika ditemui di SMKN 5 Denpasar pada, Selasa 12 Oktober 2021.
Menurut Kepala Disdikpora Bali itu, pelaksanaan testing dan tracing secara acak ini merupakan arahan dari kementerian.
Sementara itu, untuk jumlah yang akan dilakukan tracing dikatakan sebanyak 10 persen dari setiap sekolah.
"Sesuai arahan Menteri mulai bulan depan akan dilaksanakan testing dan tracing yang dimaksud."
"Untuk jumlahnya, akan dilakukan 10 persen dari jumlah sekolah.
"Nanti bagaimana teknis pelaksanaan, akan ada petunjuk lebih lanjut. Itu untuk seluruh sekolah."
"Hanya saja setiap bulan hanya 10 persen dari total semua sekolah," sebutnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta Pimpinan Daerah Bali Tingkatkan Tracing & Testing Setelah Pariwisata Dibuka
Setelah ditesting, apabila ditemukan terkonfirmasi Covid-19, kemudian dilaksanakan tracing dan penelusuran.
Apabila memang sumbernya dari satuan pendidikan, maka PTM akan dihentikan sementara.
Sedangkan, untuk sejauh mana dihentikannya, tentu akan dikoordinasikan dengan dinas kesehatan, BPBD dan satgas setempat.
"Untuk evaluasi PTM selama seminggu ini, sudah bagus semuanya."
"Dan memang tentu kami sangat berharap, karena anak-anak sangat antusias."
"Oleh karenanya tentu peran dari satgas eksternal dan internal, fungsinya sangat vital sekali untuk ini," tambahnya.
Terkait adanya siswa yang tidak diizinkan mengikuti PTM, dirinya menyebut jumlahnya sedikit.
Bahkan banyak dari orang tua siswa yang awalnya tidak mengizinkan, akhirnya memberikan izin anaknya mengikuti PTM.
"Bagi sekolah yang sudah dua minggu lalu mengadakan PTM, setelah tiga dan empat hari ternyata orang tua yang awalnya tidak mengizinkan, kemudian mulai memahami, bahwa siswa ini memang perlu datang ke sekolah karena melihat teman temannya. hal ini, menjadi berita bagus. Sehingga, nantinya yang dikhawatirkan terkait learning lost dan learning litteration, itu akan jalan sesuai dengan harapan pemerintah," tutupnya. (*)
Berita Terkait Covid-19