Berita Karangasem

Berada di KRB Gunung Agung, 2 Dusun di Desa Ban Karangasem Lakukan Penyusunan Peta Risiko Bencana

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka peringati Hari Pengurangan Resiko Bencana yang digelar setiap tanggal 13 Oktober.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Saiful Rohim
2 Dusun di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem melaksanakan kegiatan penyusunan peta risiko bencana dalam upaya membangun ketangguhan. 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Dua Dusun di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem melaksanakan kegiatan penyusunan peta risiko bencana dalam upaya membangun ketangguhan.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka peringati Hari Pengurangan Resiko Bencana yang digelar setiap tanggal 13 Oktober.

Program Consultant Yayasan BAWA, Ade Andreawan, mengatakan, kegiatan pemetaan ini dilakukan sejak Bulan Juli 2024 dan merupakan bagian dari implementasi program pengurangan risiko dan tanggap bencana yang dilakukan Yayasan BAWA dan didukung oleh IFAW.

"Dua dusun yang melakukan kegiatan penyusunan peta risiko ini adalah Dusun Bonyoh dan Dusun Bunga, Desa Ban, Kecamatan Kubu.

Baca juga: Misteri Kematian Siswa Kelas 6 di Karangasem Terungkap, Korban Meninggal Akibat Pukulan Benda Tumpul

Dua dusun ini berada di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Api Agung,"ungkap Ade Andreawan, Rabu (13/10/2021) siang.

Kegiatan pemetaan partisipatif ini dilakukan dengan merangkul seluruh komponen masyarakat di kedua dusun tersebut.

Tidak hanya laki-laki namun keterlibatan perempuan juga diikutsertakan dalam memetakan wilayah berisiko, penentuan jalur evakuasi dan wilayah ancaman yang ada di lingkungan mereka.

Penyusunan peta ini dilakukan dengan bantuan kepala dusun, bendesa adat serta komponen masyarakat yang memiliki pemahaman terkait wilayahnya.

Dimana peta dasar wilayah digambarkan langsung oleh warga sendiri sesuai dengan kondisi riil yang ada di dusun mereka.

Peta dasar hasil gambar masyarakat ini yang dijadikan referensi dalam menyusun peta risiko secara digital.

Peta yang telah melalui proses digitalisasi lalu diverifikasi kembali oleh masyarakat untuk memastikan keseluruhan wilayah sudah tergambarkan dalam peta dan juga memastikan wilayah - wilayah ancaman telah teridentifikasi sehingga peta ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat dalam menyusun rencana penanggulangan bencana nantinya.

Program ini merupakan program dengan pendekatan pendampingan masyarakat di wilayah dengan risiko bencana yang tinggi.

Dimana masyarakat diberikan sosialisasi, dilibatkan dalam identifikasi ternak dan hewan peliharaan, serta kedepannya masyarakat akan difasilitasi untuk membentuk kelompok masyarakat penanggulangan bencana, dilatih untuk bisa melakukan tanggap darurat dan evakuasi secara mandiri, dan didampingi untuk menyusun rencana penanggulangan bencana yang sesuai dengan situasi dan kondisi wilayah.

Kepala Wilayah Dusun Bonyoh, I Nyoman Seken menyampaikan rasa terima kasihnya atas adanya peta risiko ini.

Baca juga: Bocah di Karangasem Dianiaya Orang Tuanya Hingga Meregang Nyawa

“Kami sangat berterimakasih kepada Yayasan BAWA dan IFAW karena dusun kami akhirnya memiliki peta risiko dan evakuasi bencana.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved