Berita Tabanan
Pasca 2 Siswa SMAN 1 Tabanan Positif Covid,Disdik Tak Lakukan Screening karena Bukan Klaster Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan screening atau melakukan tes rapid antigen terhadap para
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Dinas Pendidikan Tabanan tidak akan melakukan screening dengan tes Rapid Antigen setelah dua siswa dinyatakan positif Covid-19 di SMAN 1 Tabanan.
Sebab, kasus positif Covid 19 di sekolah tersebut bukan klaster sekolah melainkan klaster keluarga.
Namun pihaknya menyebutkan bahwa sebelum proses PTM jenjang SD dan SMP dimulai sudah melakukan tes rapid antigen kepada seluruh guru se-Kabupaten Tabanan.
Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra mengatakan, pihaknya tidak akan melakukan screening atau melakukan tes rapid antigen terhadap para siswa di Tabanan.
Baca juga: Dua Siswa Positif Covid-19, Pembelajaran Tatap Muka di SMAN 1 Tabanan Dihentikan Sementara
Sebab, kasus dua orang siswa di SMAN 1 Tabanan yang terkonfirmasi positif tersebut bukan klaster sekolah melainkan klaster keluarga.
“Oh itu tidak ada. Jadi swab test itu kan program pemerintah kami sudah terapkan kepada seluruh tenaga pengajar atau guru di Tabanan sebelum PTM. Itu tujuannya adalah bentuk screening agar PTM di Tabanan bisa berjalan dengan baik,”
Menurutnya, terkait adanya dua orang siswa yang terkonfirmasi positif Covid 19 di SMAN 1 Tabanan memang pihak sekolah sudah melaporkannya secara lisan ke Dinas Pendidikan dan juga Satgas Covid 19 Tabanan.
“Tapi yang terpapar itu bukan klaster sekolah tapi klaster keluarga. Beruntung cepat diketahui dan sekolah itu sudah langsung menghentikan PTM dan beralih ke daring,” jelasnya.
Dia menegaskan, untuk semua jenjang sekolah di Tabanan mulai PAUD, SD dan SMP masih aman terkendali hingga saat ini.
Pihaknya mengakui setiap hari melakukan monitoring ke beberapa sekolah secara bergilir untuk memantau langsung pelaksanaan prokes di sekolah. Pihaknya juga menggandeng para Satgas Internal di masing-masing sekolah.
“Astungkara masih aman. Astungkara semua warga sekolah sudah taat prokes selama in,” tegasnya.
Angkutan Siswa di Tabanan Tak Diperkenankan
Disinggung mengenai angkutan siswa gratis yang bergulir sebelumnya apakah dilanjutkan, Nyoman Putra menegaskan bahwa untuk angkutan siswa tidak diperkenankan saat ini.
Sebab, angkutan siswa tersebut justru berpotensi akan menimbulkan klaster baru nantinya dan menimbulkan kerumunan.
“Itu sudah kita bicarakan terkait antisipasi angkutan oleh sekolah dengan orang tua. Dan orang tua juga diminta untuk melakukan antar jemput anaknya,” ungkapnya.
Baca juga: PTM Smansa Tabanan Disetop, Dua Siswa Positif, Kelas Dialihkan Daring Lagi
Bagaimana dengan orang tua yang tidak sempat mengantar anak sekolahnya?
Putra menegaskan bahwa jika memang para orang tua siswa tidak bisa antar jemput dan juga tidak memiliki saudara yang mengantar, para siswa dianjurkan untuk datang secara mandiri seperti dengan sepeda dan bahkan sepeda motor.
“Mereka ada yang membawa sepeda motor. Seperti di SMPN 2 Marga pihak sekolah menyediakan parkir kendaraan. Tapi itu kan sebenarnya tidak menyarankan, itu dilakukan jika tidak ada pilihan lain atau alternatif lain oleh orang tua ketika tidak bisa mengantar anaknya,” jelasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya dua orang siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Tabanan terkonfirmasi positif Covid 19.
Hal ini mengakibatkan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di SMAN 1 Tabanan tersebut terpaksa dihentikan sementara.
Sementara itu pihak sekolah menyatakan bahwa siswa tersebut bukan merupakan klaster sekolah, melainkan klaster keluarga di rumahnya.
Sebab, sebelum siswa itu positif, salah satu saudaranya terkonfirmasi positif sehingga dilakukan tracking.
Kepala SMAN 1 Tabanan, I Nyoman Surjana menegaskan bahwa memang ada siswanya yang terkonfirmasi positif pada Rabu 6 Oktober 2021 lalu.
Namun, positifnya siswa tersebut bukan diakibatkan oleh klaster sekolah selama PTM, melainkan karena klaster keluarga.
"Sejak saat itu (diketahui positif), sesuai SKB Empat Menteri dan SE Gubernur Bali ketika ada anak yang terkonfirmasi positif Covid 19 PTM langsung dihentikan. Tapi itu klasternya di rumah (keluarga)," ungkap Surjana saat dikonfirmasi, Selasa 12 Oktober 2021.
Baca juga: Kebakaran di Tabanan, Api Membesar Setelah Suara Ledakan, Pemilik Warung Derita Kerugian Rp 200 Juta
Dia menceritakan, untuk kasus positif siswa SMAN 1 Tabanan tersebut sebenarnya berawal dari salah satu kerabatnya yang positif.
Kemudian, pihak petugas kesehatan melakukan tracking kontak dan juga dilakukan terhadap siswa kelas XI tersebut. Hasilnya adalah positif pada 6 Oktober lalu.
Semenjak saat itu, siswa yang bersangkutan langsung menjalani isolasi terintegrasi di Hotel Harris Denpasar.
"Sejak saat itu sudah langsung dilakukan isolasi terintegrasi," ungkapnya.
Setelah diketahui positif, pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan Disdikpora Provinsi Bali dan Satgas Penanganan Covid 19 Tabanan. Mengingat siswa tersebut juga telah sempat mengikuti pembelajaran tatap muka.
Selanjutnya, pihak Satgas melakukan tracking kontak di sekolah dengan menggelar tes Rapid Antigen pada Jumat 8 Oktober.
Total ada 5 orang guru kelas dan 15 siswa yang dilakukan tes Covid 19 di SMAN Tabanan.
Hasil dari tracing 5 orang guru dinyatakan negatif Covid-19. Sementara dari 15 orang siswa tersebut, satu orang siswa diantaranya dengan hasil positif Covid-19.(*)
Artikel lainnya di Berita Tabanan