Musik
Sering Lihat Postingan di Media Sosial dengan Caption Nyerah, Navicula Rilis Single 'Mulih'
Lagu 'Mulih' yang dikemas dengan menggunakan bahasa Bali ini merupakan single pertama Band Navicula yang menggunakan bahasa daerah
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kembali ke kampung halaman kini menjadi sebuah solusi khususnya bagi anak rantau yang sudah babak belur dihantam pandemi Covid-19.
Hal tersebut lah yang membuat Band asal Bali, Navicula meluncurkan single bertajuk 'Mulih' atau jika diartikan kedalam bahasa Indonesia yakni pulang.
Lagu 'Mulih' yang dikemas dengan menggunakan bahasa Bali ini merupakan single pertama Band Navicula yang menggunakan bahasa daerah.
Ketika ditemui, Vokalis Band Navicula, Gede Robi Supriyanto atau yang akrab disapa Robi mulai menceritakan apa motivasinya bersama personel Navicula lainnya memproduksi lagu tersebut.
Baca juga: Pertama Kali Setelah 25 Tahun, Navicula Band Rilis Lagu Berbahasa Bali “Mulih”, Berikut Liriknya
"Motivasinya sebenarnya Navicula harus tetap berkarya walaupun dalam situasi Pandemi. Dan waktu kita membuat karya memang menangkap momen saat ini dan update saat ini.
Kita juga mencoba menceritakan situasi yang seperti ini dengan angle-angle menarik seperti tadi yakni pulang kampung," ungkap pria kelahiran 7 April 1979 tersebut.
Fenomena 'orang pulang kampung' karena pandemi sering Robi temui terutama di Media Sosial seperti Instagram.
Disana ayah dari satu anak ini melihat banyak masyarakat yang tinggal di perantauan memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya lalu menggunggah postingan dengan caption 'nyerah' atau yang dapat dimaknai dengan sudah menyerah mengarungi hidup di Kota.
"Selain itu juga berasal dari riset saya yang melakukan training di kampung-kampung. Banyak juga orang-orang yang tidak biasa kerja dikampung pulang dalam keadaan gagal. Perasaan gagal di kota. Tapi yang aku tampilkan disini pulang kampung menjadi sebuah impian bahwa kampung itu bisa menjadi sebuah surga," tambahnya.
Menurutnya kekuatan yang dapat mengajarkan kita untuk melestarikan budaya Bali bukan hanya sekedar berbahasa bali, atau menggunakan pakaian endek Bali.
Jika kita ingin melestarikan budaya Bali, Robi mengatakan juga harus melestarikan sektor pertanian di Bali.
"Budaya bali sebenarnya bukan hanya sekedar ritual saja, namun juga etika dan filosofi yang harus kita pahami. Lagu Navicula kalau ditelaah walaupun kita sangat kontemporer sangat modern isinya local wisdom semua. Budaya bali semua, lagu metamorfosa kata itu dari Tri Karya Parisuda," sambungnya.
Lebih lanjutnya ia mengatakan, pandemi ini memang situasi yang buruk bagi semua orang.
Sektor pariwisata ambruk bahkan musisi tidak lagi mempunyai pekerjaan. Robi pun menekankan agar melihat sesuatu dari perspektif lain.
Baca juga: Wikithon #3, Robi Navicula Ajak Generasi Milenial untuk Peduli Lingkungan Cerdas Olah Sampah