Berita Denpasar

Putu Jayni Belajar 10 Bulan untuk Persiapan SKD CPNS Kota Denpasar, Kepala BKPSDM Khawatir Ada Calo

Putu Jayni Belajar 10 Bulan untuk Persiapan SKD CPNS Kota Denpasar, Kepala BKPSDM Khawatir Ada Calo

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Putu Supartika
Peserta SKD CNPS Kota Denpasar mengikuti pengarahan lewat video sebelum mengikuti tes di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali, Kamis 14 Oktober 2021. 

Kepala BKPSDM Kota Denpasar, I Wayan Sudiana mengatakan pada hari pertama pelaksanaan SKD ini, satu peserta tak membawa perlengkapan berupa e-KTP.

Sehingga yang bersangkutan tidak diperbolehkan ikut tes dan dinyatakan gugur.

“Padahl kami sudah wanti-wanti persyaratan yang wajib dibawa salah satunya KTP. Tadi gelombang pertama ada yang tidak bawa KTP, sehingga gugur dan tidak bisa ikut ujian,” kata Sudiana saat diwawancarai di lokasi tes.

Selain itu, Sudiana juga mengatakan kecil kemungkinan terjadi kecurangan dalam pelaksanaan SKD ini.

Hal ini dikarenakan ada tes pencocokan wajah peserta dengan di dokumen yang diunggah sebelumnya.

Selain itu, sebelum masuk ke ruang ujian, peserta juga tidak diperkenankan membawa apa-apa selain kartu ujian.

“Hampir tidak ada peluang melakukan kecurangan karena kami cek semua. Tidak boleh pakai cincin, ikat pinggang sampai anting. Sehingga tidak akan bisa melakukan kecurangan,” katanya.

Khawatirkan Calo

Sementara itu, hasil tes dari peserta juga ditayangkan secara live di akun youtube BKPSDM Kota Denpasar.

Dari awal peserta mulai mengerjakan hingga selesai, nilai akan terus live di youtube sehingga semua orang bisa mengaksesnya termasuk pendamping ataupun orang tua peserta.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala BKPSDM Kota Denpasar, I Wayan Sudiana.

“Ini bukti transparansi kami. Live skor bisa langsung dilihat di Youtube. Dulu kami sediakan layar monitor, sekarang karena pandemi tidak lagi untuk menghindari kerumunan, sehingga kami tayangkan di Youtube,” kata dia. 

Meskipun demikian pihaknya khawatir dengan calo yang mengaku bisa meloloskan peserta menjadi PNS.

Padahal menurutnya saat ini semua sudah dilakukan oleh sistem sehingga mustahil untuk direkayasa.

“Yang kami takutkan ada beberapa masyarakat yang tidak percaya jika ini murni dan percaya kepada calo. Masih ada yang kena dan masih terjadi bahkan ada yang orang tuanya PNS juga kena,” katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved