Berita Bali
25 Tahun Berkarya di Industri Musik, Navicula Akhirnya Rilis Lagu Berbahasa Bali Pertama
Navicula merilis lagu berbahasa Bali pertama setelah 25 tahun di industri musik
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Navicula merilis lagu berbahasa Bali pertama setelah 25 tahun di industri musik.
Lagu ini bekerjasama dengan Yayasan Puri Kauhan Ubud untuk ajakan Mai Mebasa Bali, sebuah upaya mengakrabi kembali Bahasa Bali.
Lagu ini direkam di Kota Denpasar pada 2 Juli 2021 dan menghadirkan Donnie Lesmana Gitaris Lolot pada part solo gitar.
Videonya sendiri bisa ditonton di kanal YouTube Navicula Music dan telah rilis pada 10 Oktober 2021.
Mulih terinspirasi dari situasi pandemi saat ini. Video ini bercerita tentang orang yang dulu bekerja di pariwisata.
Baca juga: Industri Hiburan Mati di Tengah Pandemi, Musisi Robi Navicula Angkat Bicara
Ia kehilangan pekerjaannya dan terpaksa pulang kampung ke daerah asal mereka karena tidak mampu memenuhi kehidupan di rantau.
Menurut penelitian lembaga Kopernik, tempat Robi Navicula bekerja, lembaga ini mendapati data, ada 81% masyarakat Bali yang terdampak secara ekonomi dan 46%nya kehilangan pekerjaan.
“Industri di Bali secara keseluruhan sangat bergantung dengan industri pariwisata. Ibarat menaruh telur di dalam satu keranjang.
Saat keranjang jatuh, maka seluruh telur akan ikut jatuh dan pecah,” kata Gede Robi, vokalis Navicula pada Sabtu 16 Oktober 2021.
Saat ini industri pariswisata adalah industri paling terpuruk di Bali akibat pandemi.
Banyak tenaga kerja yang menganggur dan pulang ke kampung.
“Kampung adalah harta yang terlupakan. Di kampung orang bisa dapatkan kedaulatan pangan.
Syukur-syukur mereka punya lahan sehingga mereka punya opsi untuk kebutuhan dasar.
Ada udara yang segar, masih ada dan beberapa harta berupa kebijakan lokal yang dulu ditinggalkan, kini mulai diingat kembali,” tambahnya.
Pesan di video ini, pandemi mengajarkan kita untuk memikirkan ulang skala prioritas agar tidak semata bergantung di pariwisata.
Baca juga: Sering Lihat Postingan di Media Sosial dengan Caption Nyerah, Navicula Rilis Single Mulih
Tapi kembali memikirkan sektor lain seperti kedaulatan pangan atau pertanian.
Mumpung banyak orang pulang kampung, terjadi ledakan tenaga kerja di desa, sebenarnya ini harus menjadi momentum kebangkitan pertanian dan desa.
Siapa tahu setelah pandemi, mereka yang pulang kampung, setelah dilatih untuk mengembangkan pertanian, malah berpikir untuk tinggal dan mengembangkan desanya.
Harapannya, kalau dulu ada masalah krisis petani, kini sudah tidak ada lagi.
“Jadi tidak ada lagi orang yang merasa gagal ketika pulang kampung, tapi ketika orang pulang kampung, ini akan menjadi pride.
Karena di desa, pertanian akan menjadi kunci utama pelestarian alam dan budaya,” paparnya.
Pandemi juga mengingatkan kita bahwa sepenting-pentingnya industri pariwisata di Bali, aset yang dijual pada pariwisata di Bali ada dua hal, yakni budaya dan alam.
Penggarapan video bekerjasama dengan Silurbarong.
Navicula telah tiga kali bekerjasama dengan lembaga film yang digawangi anak muda.
Musik Video Ibu dan Dagelan Penipu Rakyat adalah kolaborasi Navicula dengan Silurbarong sebelumnya.
Baca juga: Pertama Kali Setelah 25 Tahun, Navicula Band Rilis Lagu Berbahasa Bali “Mulih”, Berikut Liriknya
Adapun Tim Kolaborasi dari video 'Mulih' yakni, Sutradara Ayu Pamungkas, Produser Rai Pendet, Penata Kamera Denny Chrisna dan Ide Cerita Gede Robi.
Video klip tersebut direkam di Epiproduction, Sanur, Bali, Recording operator Tude Arta Sedana, Lirik and musik oleh Gede Robi Penampilan dan Aransemen oleh Navicula.
Solo Gitar oleh Donnie Lesmana, dan Keyboard oleh Windu Estianto.
(*)