Denpasar

Industri Hiburan Mati di Tengah Pandemi, Musisi Robi Navicula Angkat Bicara

Salah satu musisi yang angkat bicara terkait dampak pandemi terhadap dunia hiburan adalah Gede Robi Supriyanto

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Harun Ar Rasyid
Istimewa
ilustrasi pegiat seni hiburan 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Hingar bingar keramaian pagelaran musik sudah tidak terdengar lagi selama satu setengah tahun belakangan ini.

Semua kegiatan yang menimbulkan keramaian mendadak harus distop akibat mengganasnya virus Corona.

Akibatnya, banyak sektor terdampak, tak terkecuali pada sektor industri hiburan.

Salah satu musisi yang angkat bicara terkait dampak pandemi terhadap industri hiburan adalah Gede Robi Supriyanto atau yang biasa disapa dengan nama Robi Navicula.

"Kalau mau buka pariwisata Bali, kalau bisa saat ini (kasih) subsidi, kalau kita lihat banyak APBD Bali serapannya masih sedikit."

"Mungkin harus ada paradigma seperti ini. Kalau pariwisata dibuka sektor entertainment juga tentunya berpengaruh banget."

"Berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk membangun industri hiburan dari nol sekarang, mumpung masih segini harus dibantu dong," katanya pada, Rabu 13 Oktober 2021. 

Baca juga: Siap Terima Wisman, Pemprov Bali Sebut Belum Ada Jadwal Penerbangan Internasional ke Pulau Dewata

Robi mengkhawatirkan jika nantinya pariwisata Bali sudah dibuka, para musisi mengalami kendala saat memulai pekerjaannya kembali.

Mengingat alat musik yang biasa mereka gunakan sudah  habis terjual.

"Jadi infrastruktur tidak ada, berapa banyak pemerintah harus mengeluarkan untuk membangun infrastruktur dari nol. Makanya harus dipikirkan juga, jangan sampai membangun dari nol kalau Bali sudah ready," tambahnya.

Dan kondisi musisi yang menjual alat-alat musiknya sudah terjadi saat ini. Sementara untuk kegiatan konser, Robi mengaku telah mengadakan beberapa kali rapat dengan instansi terkait, namun belum ada kepastian lagi terkait kapan band nya bisa mengudara kembali dipanggung konser.

"Sekarang pun dibuka aku pikir sudah terlambat bukan hanya masalah konser, ini juga masalah atensi bantuan langsung tunai dan semua untuk seniman. Selama ini, kalau kita lihat kan bantuan itu banyak yang lari ke PHRI hotel dan restoran," sambungnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan jika diukur dari data Statistik kontribusi hotel dan Restoran ke pusat memang cukup besar.

Ia juga menyayangkan masyarakat yang bergelut di industri hiburan cenderung mendapatkan bantuan yang kecil.

Baca juga: LUAR BIASA! Rebut Satu Lusin Medali Emas dalam 2 Hari, Bali Gusur Jateng di Posisi Kelima

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved