Berita Karangasem

KISAH Nyoman Dasi, Pria Buta yang Selamatkan Anak-Istri Saat Gempa: Astungkara Masih Disayang Tuhan

KISAH Nyoman Dasi, Pria Buta yang Selamatkan Anak-Istri Saat Gempa: Astungkara Masih Disayang Tuhan

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Saiful Rohim
KISAH Nyoman Dasi, Pria Buta yang Selamatkan Anak-Istri Saat Gempa: Astungkara Masih Disayang Tuhan 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Nyoman Dasi (43) seolah tak percaya bisa menyelamatkan anak-anak dan istrinya saat gempa yang mengguncang Karangasem, Bali, pada Sabtu (16/10/2021) dini hari.

Bagaimana tidak, Nyoman Dasi adalah pria buta yang tidak bisa melihat.

Pria asal Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem itu berhasil menyelamatkan keluarganya justru saat kondisi genting dan rumahnya hancur.

Nyoman Dasi tampak sedih. Matanya memerah. Wajahnya memelas.

Satu tangannya memegang tongkat berwarna hitam sebagai petunjuk jalan.

Anaknya yang mendampingi Dasi sesekali menenangkan. 

Pria tiga anak itu beberapa kali mengucapkan syukur pada Tuhan Maha Esa.

Ia sekeluarga selamat dari maut setelah gempa berkekuatan 4.8 SR meluluhlantahkan rumahnya.

"Astungkara saya masih disayang oleh Tuhan. Diselamatkan," ucap Dasi, Senin (18/10/2021).

Nyoman Dasi menceritakan perjuanganya menyelamatkan anak dan istrinya saat gempa Sabtu lalu.

Pria asli dari Jatituhu itu menyebut dirinya mendapat kekuataan dari Tuhan.

Dini hari itu, begitu merasakan guncangan gempa yang cukup kuat, ia bergegas membangunkan istri dan anaknya.

"Saya buta. Nggak melihat apa-apa. Saat gempa, tiba-tiba saya mendapatkan kekuatan untuk selamatkan anak-anak dan istri. Saat itu saya berteriak dan mengambil anak-anak di kamar sebelah," kata Nyoman Dasi dengan wajah sayu sembari mengusap dahinya beberapa kali.

Baca juga: Dampak Gempa Bali, Ratusan Rumah di Karangasem Rusak, 1 Orang Meninggal, Puluhan Korban Luka-luka

Ketika itu Dasi bersama istrinya, Kadek Suri, tidur di kamar yang sama.

Sedangkan tiga orang anaknya, Ni Ketut Dira, Nengah Suata, dan Wayan Bayu tidur di kamar sebelah.

Saat gempa Dasi berteriak dan mengangkat anak-anaknya ke luar.

Berkat kegigihan Dasi, semua keluarganya selamat. Hanya ada sedikit luka di kakinya.

"Setelah teriak saya langsung keluar kamar serta evakuasi anak. Saat itu saya seperti orang normal. Dapatkan kekuatan. Reruntuhan tembok diterjang. Anak-anak langsung saya bawa keluar," imbuhnya.

Dasi terheran-heran dan seolah tak percaya. Dengan keterbatasan serta matanya yang tak bisa melihat ternyata dia bisa menyelamatkan anak istri.

Di luar rumah, Dasi baru merasakan rasa sakit akibat tertimpa runtuhan tembok.

Rumahnya rusak, atap serta temboknya retak.

Untuk sementara, Dasi bersama keluarganya tinggal di tenda.

Saat ini istri serta anaknya masih trauma pasca kejadian.

Keluarganya memilih untuk sementara tidur dan masak di luar rumah untuk antisipasi hal tidak diinginkan.

"Keluarga di atas masih syok. Kasian anak dan istri," tambah Dasi.

Korban Jiwa

Untuk diketahui, berdasarkan data BPBD Kabupaten Karangasem, gempa menyebabkan 1 orang meninggal dunia, luka berat 6 orang, serta luka ringan 69  orang. Sebagian masih dapat perawatan.

Plt. Kepala BPBD Kaarangasem, IB Ketut Arimbawa, mengaku  warga yang mengalami luka tersebar di beberapa titik di Karangasem. Terbanyak di  Kecamatan Kubu, tepatnya di Desa Ban.

"Korban jiwa dan luka. Meninggal 1 orang, luka berat 6 orang, dan luka ringan 69 orang," kata IB Ketut Arimbawa.

Selain korban, gempa pada Sabtu dini hari itu juga mengakibatkan kerusakan rumah, pura, pelingguh, sekolah, cubang, jalan antar Banjar.

Baca juga: Pasca Gempa 4.8 SR, Warga Jatituhu Karangasem Sementara Tidur di Tenda

"Jalan yang tertimpa longsoran sebanyak 6 ruas jalan. Satu unit sekolah mengalami kerusakan dan cubang 1 unit," kata Arimbawa.

Mantan Kabid Pemadam Kebakaran menjelaskan, bangunan yang rusak berat sebanyak 294 unit, rusak sedang sebanyak 24 unit, dan rusak ringan 436 unit.

Sedangkan pelinggih yang mengalami rusak berat 69 unit, dan rusak ringan 90 unit. Berikutnya bangunan  rusak tanpa keterangan sebanyak 45 unit.

Warga bersama petugas TNI sedang membangun tenda, Senin (18/10). Petugas membangunkan tenda terhadap warga yang terkena dampak gempa berkekuatan 4.8 SR.
Warga bersama petugas TNI sedang membangun tenda, Senin (18/10). Petugas membangunkan tenda terhadap warga yang terkena dampak gempa berkekuatan 4.8 SR. (Tribun Bali/Saiful Rohim)

"Kebutuhan yang mendesak terpal ukuran besar dan tandon air. BPBD sejak kemarin sudah membawa dan mendistribusikn logistik, tenda keluarga, tenda pengungsi dan terpal," jelas IB Ketut Arimbawa.

Sebagaimana diketahui, gempa bumi terjadi di wilayah Karangasem, Bali, Sabtu (16/10/2021) pukul 04.18 Wita.

Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi tektonik yang terjadi di wilayah Bali berkekuatan magnitudo 4,8.

Episenter terletak pada koordinat 8,32° LS; 115,45° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 8 km barat laut Karangasem, pada kedalaman 10 km.

Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Karangasem, Denpasar dan Lombok Utara IV MMI; Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Mataram III MMI. (*)

Caption : Nyoman Dasi (43), pria buta asal Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Senin (18/10) siang.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved