Berita Bali
Korban Gempa dan Tanah Longsor di Bali Akan Dapat Santunan Rp 10 Juta
KORBAN bencana gempa dan tanah longsor akan mendapat santunan sebesar Rp 10 juta.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - KORBAN bencana gempa dan tanah longsor akan mendapat santunan sebesar Rp 10 juta.
Hal tersebut diungkapkan Gubernur Bali I Wayan Koster saat menjenguk korban di RSU Bangli, Minggu 17 Oktober 2021.
Kepada awak media, Koster mengungkapkan seluruh pasien korban tanah longsor kondisinya telah membaik. Dari tiga korban yang masih dirawat, satu orang sudah diizinkan pulang pada Senin 18 Oktober 2021.
"Begitu pun dengan korban-korban di Karangasem, kondisinya juga telah membaik," kata gubernur.
Baca juga: Pengantin Terpaksa Naik Sampan di Bangli, Material Longsor Mulai Dibersihkan
Koster menegaskan, seluruh biaya perawatan korban ditanggung pemerintah.
Pemerintah Provinsi Bali akan memberikan santunan sebesar Rp 10 juta kepada masing-masing korban.
"Sementara mengenai kerusakan rumah ada bantuannya tersendiri," ujarnya.
Bantuan juga diberikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Latjen TNI Ganip Warsito kepada Sekda Bangli, Ida Bagus Giri Putra.
Bantuan terdiri dari beberapa macam.
Yang utama adalah kebutuhan dasar sehari-hari.
"Ini untuk kebutuhan satu minggu ke depan," ujarnya.
Mengingat saat ini masih masa pandemi, BNPB juga memberikan bantuan masker, handsanitizer, dan sabun mandi.
Kerugian Rp 800 Juta
Gempa berkekuatan 4.8 Skala Richter yang terjadi Sabtu 16 Oktober 2021, menimbulkan kerusakan di wilayah Bangli.
Berdasarkan catatan petugas BPBD, kerusakan akibat gempa hingga kini mencapai Rp 800 juta.
Kepada Tribun Bali, Minggu 17 Oktober 2021, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bangli, I Ketut Agus Sutapa menyebutkan, sesuai hasil monitoring dan pulbaket di Kecamatan Bangli, kerusakan akibat gempa tercatat di dua lokasi.
Desa Landih dan Desa Kayubihi.
Di Kecamatan Susut, kerusakan akibat gempa terjadi di lima lokasi yaitu Desa Penglumbaran, Desa Selat, Desa Tiga, Desa Sulahan, dan Desa Susut.
Di Kecamatan Tembuku, lanjut Agus, kerusakan akibat gempa terjadi di tiga lokasi yaitu esa Peninjoan, Desa Tembuku, dan Desa Yangapi.
Sedangkan di Kecamatan Kintamani, kerusakan melanda Desa Buahan, Desa Terunyan, Desa Batur Selatan, dan Desa Songan A.
"Dari lokasi tersebut, fasilitas pribadi berupa bangunan rumah ada dua unit rusak ringan, sembilan unit rusak sedang, dan 26 unit rusak berat," tuturnya.
Sementara kerusakan fasilitas umum berupa bangunan instansi pemerintahan, lanjut Agus, tercatat empat unit yakni Kantor Desa Buahan, Puskesmas Susut II di Desa Sulahan, Mako Polsek Susut, serta BUMDES Buahan.
"Selain itu dari empat kecamatan total ada 28 unit tempat ibadah, 2 unit MCK, 2 unit dapur serta 3 unit balai masyarakat yang juga mengalami kerusakan akibat gempa. Secara total kerugiannya mencapai Rp 800 juta," ungkapnya.
Gempa juga mengakibatkan 10 korban.
Dua di antaranya meninggal dunia, tiga orang mengalami luka berat, dan lima orang mengalami luka ringan.
Agus mengatakan musibah gempa yang berujung tanah longsor, mengakibatkan empat dusun/banjar di tiga desa terisolir.
Dusun Cemara Landung dan Dusun Terunyan di Desa Terunyan, Dusun Dukuh Desa Abang Batudinding, dan Dusun Abang, Desa Abang Songan.
"Total warga yang terisolir sebanyak 549 KK" bebernya.
Agus menambahkan, hingga pukul 18.00 Wita kemarin, pembersihan longsor sudah mencapai titik keenam.
Kendati demikian belum mencapai 100 persen.
"Artinya masih sekadar membuka jalan saja sebagai akses masuk alat berat. Jadi masih perlu dibersihkan lagi dengan alat berat yang lainnya," jelas dia.
Walaupun akses jalan sudah terbuka dan bisa dilintasi, Agus mengimbau kepada warga untuk sementara memanfaatkan akses jalur danau.
Sebab selain masih terdapat bebatuan, dikhawatirkan terjadi longsor susulan.
Baca juga: 2 Warga di Payangan Gianyar Cidera Berat Setelah Jatuh dan Lompat dari Lantai Dua Saat Gempa M 4,8
Lompat dari lantai II
Gempa yang terjadi Sabtu 16 Oktober 2021, bukan hanya berdampak pada warga di Kabupaten Bangli dan Karangasem.
Gempa yang terjadi dini hari tersebut, mengakibatkan dua orang warga di Kecamatan Payangan, Gianyar, menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Mereka jatuh dan lompat dari bangunan lantai dua.
Satu orang mengalami cedera berat di kepala dan satunya lagi mengalami patah tulang bokong.
Direktur RSU Payangan, Dokter I Gusti Ngurah Gede Putra, mengatakan, terdapat dua korban gempa yang dibawa ke RSU Payangan.
Yakni, Saiful Bahri (25) asal Jember mengalami cedera kepala karena melompat dari lantai dua tempatnya bekerja di Griya Cebang.
Korban yang ditanggung BPJS Ketenagakerjaan ini dirujuk ke RSUP Sanglah.
Sementara korban lainnya adalah Gede Bendesa Kurnia Sudiarta asal Payangan, yang jatuh dari lantai dua saat gempa terjadi.
"Yang dirawat (saat ini) masih dua orang. Yang satu ditanggung BPJS Ketenagakerjaan karena dia pekerja, dan satu lagi ditanggung Program Kesehatan Gratis Gianyar," ujarnya, Minggu 17 Oktober 2021.
Kapolsek Payangan, AKP Putu Agus Ady Wijaya mengatakan, berdasarkan penyelidikan dan pengumpulan data terkait gempa, Minggu 17 Oktober 2021, terdapat dua warga di Payangan yang menjadi korban.
Salah satunya, I Gede Bendesa Kurnia Sudiarta (14) asal Desa Melinggih, Payangan.
Berdasarkan keterangan orangtuanya, saat gempa terjadi, korban panik, dan berlari menuruni lantai dua rumahnya.
Akibatnya, ia jatuh dari anak tangga lalu mengalami keseleo di kaki kiri dan patah tulang bokong.
Saat ini sudah dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.
"Saat gempa anak lari dan menuruni anak tangga yang berada di dalam rumahnya, akan tetapi karena terburu-buru dan panik, dua anak tangga yang berada di lantai tersebut dilompati sehingga korban jatuh," ujar Kapolsek. (mer/weg).
Kumpulan Artikel Bali