Karangasem
Rumah Rusak dan Masih Trauma: Nenek 50 Tahun Tidur di Luar Ditemani Angin Bebukitan
Dirinya harus mengakui fakta bahwa gempa berkekuatan 4.8 SR merobohkan beberapa bagian rumahnya.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Nenek berusia 50 tahun itu menggerutu.
Dirinya harus mengakui fakta bahwa gempa berkekuatan 4.8 SR merobohkan beberapa bagian rumahnya.
Tembok bagian depan retak. Pondasi rumah rusak. Atap plafonnya jebol.
Gentengnya pecah berkeping-keping. Kini, dirinya harus beristirahat di malam hari ditemani angin malam bebukitan.
Nenek tersebut bernama Ni Wayan Mupu, warga Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali.
Baca juga: Kisah Perjuangan Kadek Andi, Dirumahkan Pihak Hotel Kini Sukses Bangun Usaha Kuliner Somerset
Ditemui di kediamannya, ia terlihat murung. Wajahnya terihat lesu.
Wanita paruh baya mengaku sedih lantaran besar kemungkinan tidak bisa perbaiki rumah yang rusak akibat gempa.
Tak bisa memastikan sampai kapan akan tidur di luar. Merasakan dingin.
Hingga bersahabat dengan hewan liar sekitar rumah. Seperti semut merah.
"Saya nggak punya apa - apa," kata Yan Mupu, Senin 18 Oktober 2021.
Wayan Mupu bercerita bahwa dia dan keluarga hanya seorang petani dan peternak.
Ia mengaku, penghasilan dari mata pencahariannya tersebut tidak cukup untuk penuhi kebutuhan setiap hari.
Rumah yang rusak akibat gempa tersebut merupakan harta terakhir miliknya.
Rumah itu juga merupakan warisan milik orang tuanya.
Sang nenek memperkirakan, untuk perbaiki diprkirakan butuh uang puluhan juta.
Wanita asli Banjar Dinas Jatituhu berharap ada bantuan dari pemerintah, sehingga rumah bisa kembali ditempatinya.
Tak hanya rumah, cubang depan rumahnya juga retak.
Baca juga: Tagana Dinsos Karangasem Bangun Dapur Umum untuk Relawan, Sediakan Makanan Tiga Kali Sehari
Hal serupa diungkapkan I Kadek Wirtawan. Rumah senilai puluhan juta tak bisa ditempati.
Dirinya bersama istri serta anaknya tidur diluar untuk sementara. Hanya beratap serta dinding terpal, dan berlantai tanah.
Ia hanya mengunakan alas tidur seadanya. Ketika malam tiba, angin yang berhembus membuatnya kedinginan.
Wirtawan mengaktu masih khawatir tidur di dalam rumah. Gempa tempo hari membuat rumahnya retak.
Yang Ia harapkan sekarang hanya uluran tangan dermawan dan pemerintah.
"Semoga bisa mendapat bantuan dari pemerintah untuk perbaiki rumah dan dapur," harapnya.
Menteri Sosial, Tri Rismaharani, berencana mengusulkan bantuan untuk bangunan yang mengalami kerusakn akibat gempa bumi rencana.
Hal tersebut diungkapkan saat melaksanakan kunjungan ke lokasi gempa di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Senin (18/10).
Sesuai data sementara dari BPBD Karangasem, kerusakan yang diakibatkn gempa berkekuatan 4.8 SR yang mencapai ribuan unit dan merenggut nyawa warga.
Data dihimpun sementara, Senin (18/10), warga yang meninggal dunia 1 orang, luka berat 6 orang, serta luka ringan sekitar 69 orang.
Plt. Kepala BPBD Kaarangasem, IB Ketut Arimbawa, mengaku, warga yang mengalami luka tersebar dibeberapa titik di Karangasem. Terbanyak di Kecamatan Kubu, tepatnya di Desa Ban."Korban jiwa dan luka. Meninggal 1 Orang, luka berat 6 orang, dan luka ringan 69 orang,"ungkapnya.
Ditambahkan, kerusakan bangunan akibat gempa mncapai ribu unit. Meliputi kerusakan rumah, pura, pelingguh, sekolah, cubang, jalan antar Banjar.
"Jalan yang tertimpa longsoran sebanyak 6 ruas jalan. Satu unit sekolah mengalami kerusakan dan cubang 1 unit," kata Arimbawa, sapaan akrabnya.
Mantan Kabid Pemadam Kebakaran menjelaskan, bangunan yang rusak berat sebanyak 294 unit, rusak sedang sebanyak 24 unit, dan rusak ringan 436 unit. Sedangkan pelinggih yang mengalami rusak berat 69 unit, dan rusak ringan 90 unit.
Untuk bangunan rusak tanpa keterangan 45 unit.
"Kebutuhan yang mendesak terpal ukuran besar dan tandon air. BPBD sejak kemarin sudah membawa dan mendistribusikn logistik, tenda keluarga, tenda pengungsi dan terpal,"jelas IB Ketut Arimbawa, mantan Kabid Pemadm Kebakaran (Damkar) Kab. Karangasem.
Berita Lainnya terkait Karangasem