Berita Bali
Longsor Kembali Timbun Jalur Penghubung Desa Buahan dan Desa Abang Kintamani, Bangli
Longsor kembali terjadi di jalur perbatasan Desa Buahan menuju Desa Abang, Batu dinding, Kintamani pada Kamis, 27 Oktober 2021.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, KINTAMANI – Longsor kembali terjadi di jalur perbatasan Desa Buahan menuju Desa Abang, Batu dinding, Kintamani pada Kamis, 27 Oktober 2021.
Jalur penghubungan antara kedua Desa tersebut tertimbun tanah longsor dan bebatuan besar.
Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik I Ketut Agus Sutapa menyebutkan bila longsor terjadi sekitar pukul 9.21 WITA.
Sebelumnya titik-titik longsor di Kintamani telah dibersihkan oleh pihak gabungan pada Senin, 18 Oktober 2021.
9 Titik Longsor Sempat Dibuka
Menurut Dandim 1626/Bangli, Letkol Inf I Gde Putu Suwardana mengatakan akibat gempa yang terjadi pada 16 Oktober 2021 kemarin, terdapat 9 titik longsor.
"Itu mungkin tambahan yang kecil-kecil. Sehingga total ada sembilan. Yang besar ada dua, yakni di titik pertama dan enam, dan sisanya ringan," ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Lagi, Longsor Susulan di Kintamani, Jalur Buahan - Terunyan Tak Direkomendasikan
Dandim juga mengatakan, sejatinya sejak pukul 14.30 Wita, seluruh akses jalur darat yang tertutup longsor sudah berhasil dibuka.
Namun untuk lalu lintas, masih diasesmen oleh Satlantas Polres Bangli untuk menentukan apakah sudah bisa dilintasi atau belum.
"Karena apabila kita lihat di lapangan, terutama titik enam, batu-batunya masih belum dirapikan dan labil. Disamping itu banyak kabel-kabel bertegangan tinggi milik PLN yang jatuh dan membahayakan bagi pengguna jalan. Sehingga mungkin masih dibutuhkan satu hari lagi untuk merapikan badan jalan dan merapikan kabel PLN. Sehingga aman dan layak untuk dilintasi penduduk," ungkapnya.
Meskipun begitu, masyarakat belum diizinkan untuk melintasi jalur tersebut.
Longsoran Susulan
Pada Selasa, 19 Oktober 2021, pihak BPBD Bangli mencatat bila jalur penghubung antara Desa Abang menuju Desa Buahan mengalami longsor susulan.
Longsor tidak hanya berupa kerikil, namun berupa bongkahan batu besar.
Alhasil, warga kembali diimbau untuk menggunakan jalur danau apabila ingin kembali ke kediamannya.