Serba Serbi
Godaan Sang Hyang Kala Tiga Sebelum Galungan Menurut Kepercayaan Hindu
Namun tak banyak yang tahu, bahwa godaan sebelum Galungan cukup besar. Khususnya datang dari Sang Hyang Kala Tiga
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Umat Hindu membuat sesajen sasayut, prayascita, pabyakala, dan pajaya-jaya untuk menyucikan pikiran. Agar memperoleh kemenangan dalam melawan kekuatan negatif Sang Hyang Kala Tiga.
Dalam lontar Sundarigama dijelaskan, bahwa penampahan Galungan merupakan simbol penetralisir kekuatan negatif Sang Hyang Kala Tiga pada tingkat utama.
Sebab menggunakan sarana daging atau bagian dalam (jeroan) hewan berkaki empat, untuk dipersembahkan pula kepada Sang Hyang Kala Tiga.
Kemudian tatkala Galungan, pada Rabu Kliwon Dungulan umat Hindu meyakini bahwa para dewa dan roh para leluhur turun ke dunia dan beryoga di berbagai tempat. Seperti sanggah, pura, halaman rumah, lumbung, dapur, jalan masuk rumah, tugu, penghulu kuburan, penghulu desa, penghulu sawah, di hutan, gunung, laut, dan sebagainya.
Oleh sebab itu umat Hindu melakukan persembahyangan dengan membuat sesajen persembahan.
Dalam lontar Sundarigama pula, disarankan agar sesajen yang dihaturkan pada saat hari suci Galungan. Agar dibiarkan di tempat sembahyang selama semalaman.
Dan bisa diambil lagi keesokan harinya setelah umat Hindu menyucikan diri lahir batin, dan melakukan persembahyangan di sanggah serta pura. (*)