Berita Nasional
Stafsus Menteri BUMN Bantah Keterlibatan Erick Thohir dalam Lingkaran Bisnis Tes PCR: Ini Lucu
Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga bantah Erick Thohir terlibat dalam lingkaran binsis tes PCR.
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Noviana Windri
"Kemudian ini dikaitkan dengan pak Erick Thohir. Kalau ini permainan, ini kecil, untuk apa bagi pak Erick bermain seperti ini?" jelasnya.
Selain itu, kata Arya, pihak Kementerian BUMN juga tak meraup keuntungan dari adanya kebijakan tes PCR.
Ia mengaku perusahaan BUMN banyak yang mengalami kerugian dari adanya kebijakan tes PCR.
"Bagi kami BUMN, tes PCR, maaf kata, agak merugikan kami. Garuda, Angkasa Pura rugi semua gara-gara tes PCR, hotel-hotel kami sedikit pengunjung."
"Ini kecil banget dibandingkan kerugian perusahaan BUMN kami. Kami tidak diuntungkan lah dari kebijakan ini," kata dia.
Arya pun menanyakan terkait data dari tuduhan yang mencatut nama Erick Thohir itu.
Baca juga: Model Pengelolaan Biaya Hotel Selama Pandemi COVID-19
Ia heran mengapa data 97,5 persen penyedia jasa tes PCR lain tidak dibuka.
"Kalau cari keuntungan tidak seperti itu mainnya. Kenapa 97,5 persen enggak dibuka?" tandasnya.
Menko Marves Dituduh Terlibat dalam Bisnis Tersebut
Selain Erick Thohir, nama Luhut Binsar Pandjaitan pun masuk ke dalam lingkaran bisnis RT-PCR dan tes Antigen di Indonesia.
Dugaan tersebut berdasarkan dua perusahaan yang terafiliasi dengan dirinya yakni, PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi.
Diketahui bila Koordinator PPKM Jawa-Bali itu mendirikan Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Lab pada tahun 2020.
Tujuan pendirian GSI Lab adalah untuk membantu pemerintah dalam mempercepat penanganan Covid-19.
PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi dikabarkan ikut memiliki saham di GSI.
Namun, Jubir Menko Manves, Jodi Mahardi membantah dugaan tersebut, dirinya menjelaskan bila tidak ada maksud bisnis RT-PCR dimana melibatkan sejumlah pebisnis termasuk Luhut.