Berita Denpasar

1.470 Siswa di Denpasar Bakal Ikuti Tes PCR, Dua Sekolah Belum Bisa PTM Karena Tak Punya Ventilasi

1.470 Siswa di Denpasar Bakal Ikuti Tes PCR, Dua Sekolah Belum Bisa PTM Karena Tak Punya Ventilasi

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - 1.470 Siswa di Denpasar Bakal Ikuti Tes PCR, Dua Sekolah Belum Bisa PTM Karena Tak Punya Ventilasi 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Peserta Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Denpasar akan menjalani tes PCR secara sampling.

Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar telah mengirim data sekolah yang dijadikan sampel tersebut ke pusat.

Dari data tersebut, sebanyak 1.470 siswa akan mengikuti tes PCR dari jenjang TK/PAUD, SD, dan SMP.

Untuk jenjang TK/PAUD akan diikuti oleh 230 siswa dari 23 TK/PAUD di Kota Denpasar.

Masing-masing PAUD yang menjadi sampel tersebut diwakili oleh 10 orang siswa.

“Untuk jenjang SD diikuti oleh 1.000 siswa dari 25 SD yang tersebar di empat kecamatan. Satu SD sampel diwakili oleh 40 orang siswa,” kata Kabid Pendidikan SMP Disdikpora Kota Denpasar, AA Gede Wiratama saat dihubungi Kamis, 4 November 2021 siang.

Sementara itu, untuk jenjang SMP akan diwakili oleh 240 siswa dari 8 SMP, dimana setiap SMP sampel diwakili oleh 30 orang siswa.

“Data yang akan dipakai sampel tersebut sudah kami kirim ke pusat. Sekarang tinggal menunggu info dari Kemenkes saja. Sementara untuk pengambilan sampel dilakukan petugas dari lab provinsi,” katanya.

Tak hanya siswa yang dites, guru maupun pegawai sekolah juga akan mengikuti tes serupa.

Adapun guru dan pegawai yang akan dijadikan sampel dalam tes ini sebanyak 479 orang.

Pada jenjang TK/PAUD diikuti oleh 69 orang dari 23 sekolah, dimana masing-masing sekolah ini diwakili oleh 3 orang guru dan pegawai.

Untuk jenjang SD diikuti oleh 250 orang dari 25 sekolah, dimana masing-masing sekolah diwakili oleh 10 guru maupun pegawai.

Sedangkan untuk SMP akan dilakukan tes kepada 160 orang guru maupun pegawai dari 8 SMP baik swasta maupun negeri.

Untuk satu SMP sampel, diwakili oleh 20 orang guru dan pegawai.

Sekolah yang dijadikan sampel ini harus merata, baik MTs, sekolah swasta, maupun sekolah negeri.

Kabid SMP Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiratama
Kabid SMP Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiratama (Tribun Bali/Putu Supartika)

“Misalnya untuk sampel sekolah di Denpasar Barat, semua harus ada perwakilannya, dari MTs ada, sekolah swasta, negeri harus masuk sebagai perwakilan,” katanya.

Ia mengatakan pelaksanaan tes secara acak ini dilakukan untuk menciptakan rasa nyaman bagi siswa maupun guru dan pegawai yang ikut PTM.

Selain itu, juga untuk mencegah terjadinya kluster PTM di sekolah.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan pihaknya mengingatkan semua pihak untuk melaksanakan standar prosedur pelaksanaan PTM ini.

Dimana ia meminta kepada siswa, apabila muncul gejala Covid-19 agar segera melapor ke pihak sekolah.

“Tidak hanya untuk siswa, orangtua siswa juga kalau ada yang bergejala di rumah kami minta melapor ke sekolah sedini mungkin sehingga mendapat penanganan lebih awal dan tak muncul cluster Covid-19 di sekolah,” katanya.

Nantinya jika dalam perjalanan ditemukan ada siswa positif, maka pembelajaran akan dikembalikan secara daring.

Dua Sekolah Belum Bisa Gelar PTM

Sementara itu, dua sekolah di Denpasar tak bisa menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Kedua sekolah tersebut merupakan sekolah swasta.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kabid SMP Disdikpora Kota Denpasar, AA Gede Wiratama saat diwawancarai Kamis, 4 Oktober 2021 siang.

Dua sekolah yang tak bisa ikut PTM tersebut dikarenakan sarana prasarana sekolah yang tak mendukung.

Sekolah tersebut menggunakan AC dan tak memiliki ventilasi udara.

“Pihak sekolah sudah mengajukan untuk ikut PTM, tapi kami tidak izinkan karena syarat PTM di masa pandemi ini tidak boleh ber-AC dan harus memiliki ventilasi,” kata Wiratama.

Pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak yayasan sekolah tersebut untuk membuatkan ventilasi.

Karena tak bisa menyelenggarakan PTM, sekolah tersebut masih menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan atau daring.

Ilustrasi pembelajaran tatap muka.
Ilustrasi pembelajaran tatap muka. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

“Semester dua, kalau sudah sesuai dengan ketentuan baru kami izinkan PTM. Kami sudah lakukan koordinasi dengan pihak yayasan agar bisa PTM pada semester kedua mendatang,” katanya.

Seperti diketahui, pelaksanaan PTM terbatas di Denpasar telah dimulai pada 1 Oktober 2021.

Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 29 tahun 2021 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Ajaran 2021/2022 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019.

Sekolah yang melaksanakan PTM terbatas ini dengan kapasitas maksimal 50 persen tatap muka dan 50 persen Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

“Hal ini dikecualikan untuk SDLB, MILB, SMPLB, SMALB dan MALB dengan kapasitas 62 persen sampai 100 persen dengan menjaga jarak minimal 1,5 m dan maksimal 5 peserta didik per kelas,” kata Wiratama.

Adapun sekolah yang melaksanakan PTM di Kota Denpasar sebanyak 584 sekolah dari jenjang PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved