Berita Denpasar
Penjualan Penjor Meningkat, Jelang Galungan di Denpasar, Utamakan Beli Buah Lokal karena Lebih Murah
Perayaan hari raya Galungan dan Kuningan tinggal menghitung hari, sudah banyak ditemukan pedagang penjor
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
"Mangga sedang jebol harganya. Dan buahnya bagus-bagus di atas keranjang, tapi di bawahnya biasanya rusak. Jadi saya dapat untung sedikit. Yang penting balik modal, bahkan kadang rugi juga karena tidak habis barang saya," tambahnya.
Rai juga menyatakan, rata-rata harga kebutuhan untuk hari raya Galungan sudah di bawah.
Menurutnya, dengan harga di bawah tetap saja pembeli mengalami penurunan daya beli karena perekonomian masyarakat belum stabil.
"Kami dikasih harga di bawah, tapi yang beli tidak ada. Karena tidak ada uang. Kan kita semua lagi susah mencari uang karena pandemi Covid-19. Sekarang nyama Bali megalung (saudara Bali berhari raya) yang penting lengkap bantennya. Terutama tebu tape bantal. Itu harus lengkap. Itu yang lebih diutamakan sekarang. Kalau untuk buah hanya pisang ya boleh saja," paparnya.
Jika dibandingkan, mungkin masyarakat saat ini hanya mampu membeli satu jenis buah saja yakni buah lokal.
Tentunya ini sangat berbeda sebelum pandemi Covid-19 dimana masyarakat biasanya membeli dua jenis buah sekaligus.
Baca juga: Jelang Galungan dan Kuningan, Penjual Penjor di Denpasar Akui Sudah Ada yang Beli
Hingga saat ini dia masih mengikuti harga buah-buahan di pasaran.
"Tergantung harganya sekarang. Kalau ibu belinya murah, ya pasti ibu jual murah. Kalau mahal, ya jual mahal. Persaingan juga banyak sekali sekarang pedagang buah di Jalan Nangka, Denpasar. Semoga Covid-19 cepat hilang agar perekonomian masyarakat semeton Bali bisa bangkit," tutupnya.
Rincian harga 1 kilogram buah-buahan lokal yang dijual Rai yakni jeruk madu Rp 20 ribu, jeruk Kintamani Rp 13 ribu, apel mulai dari Rp 15 ribu, manggis Rp 15 ribu, rambutan Rp 10 ribu, mangga Rp 12 ribu, pisang Rp 2 ribu per biji. (*).
Kumpulan Artikel Bali