Berita Bangli
Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Bangli Dimajukan Dua Hari, Ini Penyebabnya
Mantan Kalaksa BPBD Bangli itu menambahkan jika hal serupa juga dilakukan kabupaten lain di Bali. Seperti Buleleng dan Gianyar
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Peringatan hari pahlawan yang biasanya dilangsungkan tanggal 10 November, kini dimajukan pada hari Senin 8 November 2021.
Usut punya usut, dimajukannya peringatan hari pahlawan karena bertepatan dengan hari raya Galungan.
Upacara peringatan hari pahlawan digelar di Taman Makam Tugu Pahlawan Penglipuran, Kubu, Bangli.
Menurut Kadis Sosial Bangli, I Wayan Karmawan, pelaksanaan peringatan Hari Pahlawan dimajukan karena pada tanggal 10 November bertepatan dengan hari raya Galungan.
Baca juga: Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Bangli mengucapkan Selamat Hari Raya Galungan & Kuningan
"Setelah kita lapor ke pimpinan dan berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi, itu bisa diatur sesuai dengan di Kabupaten. Sehingga kita di Bangli, setelah melapor ke pimpinan diberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan apel hari Pahlawan tanggal 8 November," jelasnya.
Mantan Kalaksa BPBD Bangli itu menambahkan jika hal serupa juga dilakukan kabupaten lain di Bali. Seperti Buleleng dan Gianyar.
"Ini sifatnya situasional. Kalau tidak bertepatan dengan Galungan, maka tidak etis. Namun karena sebagai umat beragama apalagi di Bali yang mayoritas beragama Hindu, makanya masih bisa dikoordinasikan. Jadi kita tidak memutuskan secara sepihak," ungkapnya.
Pelaksanaan apel peringatan Hari Pahlawan dipimpin langsung oleh Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta.
Kegiatan ini dihadiri pula oleh Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Ketua DPRD Bangli I Ketut Suastika beserta jajaran Forkompinda Bangli.
Peserta apel juga melibatkan jajaran TNI/Polri. Usai apel, Bupati bersama jajaran juga melakukan tabur bunga di makam Pahlawan setempat.
Pada kesempatan itu, Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta menyampaikan nilai-nilai kepahlawanan seperti percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, rela berkorban, pantang menyerah, suka membantu, bergotong royong, perlu terus dirawat dan dipupuk agar dapat tumbuh bersemi dalam hati sanubari setiap insan.
"Kalau dulu kita berjuang dengan mengangkat senjata, maka sekarang kita berjuang melawan berbagai permasalahan bangsa seperti kemiskinan, bencana alam, narkoba, paham radikal dan termasuk berjuang melawan pandemi Covid-19 yang sampai saat ini melanda dunia," tegasnya
Karenanya menurut Sedana Arta, semangat kepahlawanan yang terus menyala, dapat dijadikan sebagai motor penggerak sebagai upaya mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita pendiri negeri ini.
Tindak lanjut dari itu, pihaknya terus mengajak seluruh masyarakat untuk berkontribusi terhadap Bangsa dan Negara dengan menjadi pahlawan masa kini yang memiliki empati untuk menolong sesama, saling menghargai dan menghormati sesama.
Baca juga: Harga Babi Jelang Galungan Anjlok, GUPBI Bangli Prediksi Terjadi Sampai Kuningan
"Yakinlah, apabila di setiap anak bangsa tertanam semangat dan nilai-nilai kepahlawanan, maka kita akan dapat menyelesaikan berbagai masalah bangsa," ungkap bupati asal Desa Sulahan, Susut itu. (*)
Artikel lainnya di Berita Bangli