Berita Karangasem
Harga Bunga Kasna di Karangasem Anjlok, Petani Memanen Bertahap untuk Kurangi Kerugian
Bunga berwarna putih yang tumbuh di Lereng Gunung Agung nampak cantik & indah. Hampir sebagian warga membudidayakannya
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Bunga Kasna mulai dikenal masyarakat setelah dijadikan Objek Wisata di Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.
Bunga berwarna putih yang tumbuh di Lereng Gunung Agung nampak cantik & indah. Hampir sebagian warga membudidayakannya.
Walaupun memiliki keindahan, tapi harga Kasna anjlok di Pasar Tradisional.
Harga per ikatnya diperkirakan Rp 4 sampai 6 ribu. Harga ini tak sebanding dengan kesannya.
Baca juga: Pedagang di Terminal Seraya Karangasem Tolak Relokasi, Datangi Dewan, Solihin: Kami Tidak Setuju
Masyarakat yang mebudidayakan bunga kasna di Temukus mengeluhkan anjloknya harga per ikatnya.
Menurut Dina, warga Temukus yang membudidayakan bunga kasna, mengatakan, harga jual kasna di pasaran berkisar Rp 4 - 6 ribu per ikat. Satu ikat kasna berisi 15 - 20 ikat kecil.
Sedangkan masa tanam bunga kasna 6 bulan, supaya tanaman siap untuk di panen dan dijual di pasaran.
"Sekali panen kita bisa dapat 30 kilogram. Nanti bunganya dikirim ke Klungkung untuk dijual. Harga per ikat murah,"kata Dian.
Kepala Dusun Temukus, I Wayan Sudiana, mengatakan, harga Kasna anjlok.
Untuk mengantisipasi kerugian, petani memanen secara bertahap agar tak layu.
Sudiana mengatakan, hampir sebagian warga di Temukus membudidayakan bunga kasna, sekitar 200 orang. Per orang rata - rata menanam antara 10 sampai 50 are.
"Bunga Kasna cocok ditanam di Temukus. Tumbuh di ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan,"akui Wayan Sudiana.
Masyarakat berharap harga bunga kasna bisa naik setelah dijadikan icon Karangasem. Bunga ini juga bisa dipakai untuk banten.
Saat ini bunga kasna mampu menarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Temukus.
Baca juga: Pedagang Sengol Mesadu ke DPRD Karangasem, Ngaku Sepi setelah Direlokasi ke Pasar Amlapura Barat
Warga mengembangkan kasna dan menjadikan sebagai objek daya tarik wisata.(*)
Artikel lainnya di Berita Karangasem