Berita Denpasar
Kisah Dua Dara Muda Buka Angkringan Temu Kangen, Berinovasi Ciptakan Menu Makanan
Semakin banyaknya angkringan di Bali yang terkenal dengan modernisasinya yang kuat membuktikan kuliner tradisional tidak kalah dengan western food.
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Keberadaan angkringan kini semakin menjamur.
Konsep angkringan pun semakin berkembang.
Semakin banyaknya angkringan di Bali yang terkenal dengan modernisasinya yang kuat membuktikan kuliner tradisional tidak kalah dengan western food.
Hal inilah yang membuat Putu Yumiko Murdiasa STP dan Komang Ayu Bunga Pradnya Nata Dewi SE memulai usaha kuliner angkringan Temu Kangen Bali, yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Tengah No 123x, Denpasar.
Baca juga: Pengunjung Supermarket Tiara Dewata Denpasar Meningkat Jelang Galungan, Buah-buahan Paling Dicari
Dua dara kelahiran Bali ini mulanya baru lulus kuliah di salah satu universitas negeri di Bali pada 2020.
Kemudian mereka bisa dibilang lulusan pandemi yang membuat mereka susah mencari pekerjaan.
Tercetuslah ide membangun usaha angkringan pada 2021 ini. Salah satu owner-nya, yakni Yumiko memang basic-nya sudah berjualan nasi bakar, sehingga ia ingin memperluas jangkauan pasar.
“Saya memang dulunya jual nasi bakar. Kemudian saya bertemu dengan partner yang pas yaitu Bunga. Jadi kami berdua memikirkan ide untuk mencetuskan inovasi-inovasi baru untuk Temu Kangen,” kata Yumiko saat ditemui Tribun Bali, Minggu (7/11).
Senada dengan Yumiko, Bunga mengatakan, dengan banyaknya angkringan di Bali membuatnya memutar otak untuk selalu berinovasi menciptakan menu makanan yang baru dan pembeda dengan angkringan lain agar bisnis yang ia rintis selama 2 bulan ini tidak terkikis waktu.
“Di masa pandemi ini anggaplah orang lagi kesusahan. Kami senang bisa membantu tim kami untuk bekerja juga. Dan kebanyakan orang juga ingin cari makanan yang murah. Maka kami berikan pilihan nasi dari nasi jinggo hingga nasi bakar yang harganya start Rp 5 ribu,” ungkap Bunga.
Putu Yumiko wanita kelahiran 6 Agustus 1998 ini mengungkapkan alasan diberikannya nama angkringan Temu Kangen, agar pengunjung yang datang ke sana bisa merasakan bertemu untuk melepas kangen dengan orang tersayang.
Ia juga menambahkan bahwasannya kebanyakan angkringan di Bali menonjolkan tempat, namun berbeda dengan Temu Kangen.
“Di sini kami ingin menonjolkan makanan yang bervariasi dari aneka nasi, sate-satean lengkap dengan dimsum, aneka snack, dan minuman dengan harga yang terjangkau yaitu mulai Rp 5 ribu,” tambah Yumiko.
Tergolong masih usia muda, Bunga Pradnya yang merupakan kelahiran 28 Maret 1998 masih terus belajar bisnis bersama partnernya Yumiko.
Mereka berdua belajar bisnis secara autodidak, namun persiapan yang mereka buat sebelum mendirikan Angkringan Temu Kangen ini sangat matang.
Dari mereka menyiapkan semua bahan dan alat sendiri, hingga memasak sendiri menu yang dijual alias homemade.
Dalam bisnisnya ini, mereka mampu meraih keuntungan hingga Rp 20 juta per bulan.
Modal yang ia keluarkan untuk membuka usaha ini sudah tertutupi dengan penghasilan bersih per bulan.
Mereka mampu membuat hingga 100 bungkus nasi per hari.
Waw keren bukan?
Masih muda, hobi masak, pandai berbisnis juga!
Eits, tapi bukan yang enaknya saja lho ya. Mereka juga merasakan kendala dis aat membangun Temu Kangen Bali.
Kendala yang mereka hadapi yakni di saat PPKM masih ketat-ketatnya.
Mereka harus bersabar mengundur jadwal grand opening Temu Kangen.
Tak hanya itu saja, kendala pemilihan lokasi juga mereka rasakan.
Namun semua itu dapat terkendali dengan kerja sama tim yang kompak.
Bahkan terkadang angkringan Temu Kangen ini tutup lebih awal dari jam operasional karena antusiasme pengunjung yang datang per hari bisa menghabiskan semua makanan yang ada di sana.
Yang menjadi pembeda dari angkringan lain yakni di Temu Kangen terdapat berbagai varian nasi.
Tidak hanya nasi jinggo, tapi ada nasi bakar cumi, nasi bakar udang, nasi bakar ayam sere lemo, nasi kuning dan nasi uduk ayam, nasi bakar ayam jamur, dan aneka nasi bakar lainnya.
Yang menjadi menu makanan rekomen, selain nasi bakar, juga terdapat varian sate-satean dan dimsum yang masih hangat.
Adapun menu dari sate-satean yakni telur puyuh, usus ayam, siomay, bakso ikan, cumi, sosis ayam, dumpling ayam, dumpling keju, dan masih banyak lagi.
Baca juga: 16 Ucapan Selamat Hari Raya Galungan Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Bali
Baca juga: Tak Mampu Bayar Tunggakan Sewa, 7 Persen Pedagang di Denpasar Kembalikan Tempat Jualan ke Perumda
Selain itu disini juga ada menu rujak bali, sushi, dan snack lainnya seperti kentang goreng, dan lainnya.
(*)