Serba Serbi
Umat Hindu Bersiap Rayakan Kuningan, Jejahitan Dipilih Warna Kuning, Berikut Maknanya
Biasanya saat Kuningan, umat Hindu membuat selangi, tamiang, dan beberapa sarana upakara lainnya.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah Galungan, maka umat Hindu bersiap menyambut datangnya Kuningan.
Tepatnya pada Saniscara Kliwon wuku Kuningan.
Hari suci umat Hindu, memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya.
Tentunya kemenangan Dharma saat Galungan, tetap diteruskan dan ditegakkan saat Kuningan.
Baca juga: Promo HappyFresh Spesial Galungan dan Kuningan, Cashback hingga Rp50.000, Susu, Telur Diskon 30%
Bahkan seterusnya selama masih hidup di dunia.
Sebab kebenaran utama adalah milik Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Biasanya saat Kuningan, umat Hindu membuat selangi, tamiang, dan beberapa sarana upakara lainnya.
Bahkan jejahitan pun dipilih warna kuning
Sebagai lambang suci hening dalam memperoleh kemakmuran.
Kemudian yang khas lagi, adalah pelaksanaan upacara Kuningan kerap harus selesai sebelum siang hari.
Atau sebelum matahari tepat berada di atas kepala.
Filosofi dasarnya, adalah agar dalam menghaturkan bhakti masih dalam keadaan tenang, damai, dan segar.
Apalagi ada kepercayaan bahwa bhatara-bhatari datang pada pagi hari dan berstana di merajan atau pura.
Sebelum akhirnya kembali ke alam nirwana atau niskala.
Baca juga: MAKNA Penjor, Sarana Wajib saat Hari Raya Galungan dan Kuningan sebagai Lambang Kemenangan Dharma
Untuk itu umat Hindu disarankan menyelesaikan upacara dan sembahyang Kuningan sebelum siang hari. (*)
Artikel lainnya di Serba Serbi