Berita Buleleng

Serahkan Bantuan Alat Selam & Coral Garden, KKP Dukung Pengembangan Wisata Bahari di Lovina Buleleng

Bantuan senilai Rp 300 juta itu diberikan untuk mendorong desa setempat mengembangkan wisata bahari.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Direktur Jasa Kelautan Miftahul Huda menyerahkan secara simbolis bantuan untuk mendorong pengembangan wisata bahari di Pantai Lovina, kepada Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra, Kamis (18/11/2021) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI menyerahkan bantuan alat selam dan pembangunan landmark serta coral garden di Pantai Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Kamis (18/11/2021).

Bantuan senilai Rp 300 juta itu diberikan untuk mendorong desa setempat mengembangkan wisata bahari.

Direktur Jasa Kelautan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP RI, Miftahul Huda mengatakan, selama ini wisatawan yang berkunjung ke Pantai Lovina hanya sekedar menikmati matahari terbit dan tenggelam, serta melihat ikan lumba-lumba yang hidup liar di tengah laut.

Atraksi yang ditawarkan ini tidak membuat para wisatawan betah berlama-lama di Pantai Lovina.

Baca juga: Mulai Untung, Pasar Banyuasri Sumbang Rp 1,1 Miliar untuk PAD Buleleng

Untuk itu, pihaknya memberikan bantuan berupa empat set alat selam, serta coral garden berupa tujuh unit patung yang berbentuk lumba-lumba, bedawang nala (penyu raksasa), serta Dewa Baruna dengan cangkang struktur terumbu karang.

Dimana patung-patung tersebut ditenggelamkan di kedalaman 10 meter.

Dengan adanya bantuan ini, masyarakat di Desa Kalibukbuk bisa mengelola keindahan terumbu karang yang tumbuh di dasar laut Pantai Lovina, untuk dijual kepada wisatawan.

"Jadi masyarakat akan mendapat keuntungan yang lebih. Karena wisatawan bisa lebih lama menghabiskan waktunya di Pantai Lovina ini, karena ada kesempatan untuk diving juga.

Sehingga sewa kapal lebih banyak, serta bisa makan juga di restoran-restoran yang ada di pantai ini," jelasnya.

Huda juga menegaskan, Pemerintah Desa Kalibukbuk juga harus segera membuat peraturan desa (Perdes) yang mengatur agat ekosistem laut di Pantai Lovina tetap terjaga Serta mengatur terkait tarif sewa alat selam dan sewa perahu untuk para wisatawan, agar sama rata.

"Pantai Lovina ini memang sudah terkenal dengan lumba-lumbanya. Tapi setelah melihat lumba-lumba, wisatawan itu langsung pulang.

Jadi kami berharap masyarakat di desa ini bisa mengelola lagi jasa ekosistem yang ada. Keindahan terumbu karangnya harus dimanfaatkan untuk dijual kepada wisatawan," tutupnya.

Sementara Perbekel Desa Kalibukbuk, Ketut Suka mengatakan, sejak meledaknya kasus Covid-19 di Bali khususnya Buleleng, wisata Pantai Lovina mati suri.

Namun setelah PPKM turun menjadi level 2, wisatawan mancanegara maupun lokal mulai berdatangan, namun masih dalam jumlah yang sedikit.

Dengan adanya bantuan dari kementerian ini, Suka pun menyebut pihaknya melalui Pokmaswas, akan mengelola wisata bahari yang ada di Pantai Lovina.

Baca juga: 1.060 Titik Lampu PJU di Buleleng Mati, Diduga Korsleting Akibat Kena Air Hujan

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved