Berita Nasional
5 BUMN dengan Utang Segunung, PLN hingga Garuda Indonesia
5 BUMN dengan utang segunung, PLN hingga Garuda Indonesia, mana paling banyak?
Padahal pada 2019 anggota indeks Kompas100 ini, masih membukukan laba bersih sebesar Rp 938,14 miliar.
Beban terus menekan kinerja keuangan lantaran adanya kenaikan beban umum dan administrasi dari Rp 1,32 triliun menjadi Rp 1,66 triliun.
Kemudian beban lain-lain WSKT juga tercatat naik signifikan dari Rp 197,8 miliar menjadi Rp 1,38 triliun.
Per akhir 2020, Waskita Karya tercatat memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 89,01 triliun.
Liabilitas tersebut didominasi oleh liabilitas jangka pendek yaitu mencapai Rp 48,24 triliun, jumlah ekuitas WSKT tercatat sebesar Rp 16,58 triliun.
3. PT Perkebunan Nusantara (PTPN)
Dihimpun dari Kontan, Kamis 23 September 2021, PTPN memiliki total utang mencapai Rp 43 triliun. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, adanya potensi perilaku koruptif di balik utang jumbo yang dimiliki oleh PTPN.
Dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Erick mengungkapkan, utang yang menggunung di BUMN kebanyakan adalah utang lama.
Erick menyontohkan, utang di PTPN yang mencapai Rp 43 triliun sebagai penyakit lama, yang perlu diselesaikan dalam beberapa tahap. Dia pun mencium ada korupsi terselubung di balik utang jumbo tersebut.
Baca juga: Jika Garuda Berhenti Mengudara, Pemerintah Sudah Siapkan Maskapai Pelita Jadi Penggantinya
4. PT Garuda Indonesia
Diberitakan Kompas.com, Selasa 9 November 2021, kondisi keuangan Garuda Indonesia saat ini memiliki ekuitas negatif sebesar 2,8 milliar dollar AS atau sekitar Rp 40 triliun per September 2021.
Saat ini, liabilitas atau kewajiban Garuda Indonesia mencapai 9,8 miliar dollar AS, sedangkan asetnya hanya sebesar 6,9 miliar dollar AS. Perusahaan memiliki utang yang lebih besar ketimbang asetnya.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoarmodjo bahkan menyebut, PT Garuda Indonesia secara teknis sudah mengalami bangkrut, namun belum secara legal.
Ia menjelaskan, liabilitas Garuda Indonesia mayoritas berasal dari utang kepada lessor yang nilainya mencapai 6,35 miliar dollar AS.
Selebihnya, ada utang ke bank sekitar 967 juta dollar AS, dan utang dalam bentuk obligasi wajib konversi, sukuk, dan KIK EBA sebesar 630 juta dollar AS.