Berita Bali

Pemerintah Pusat Akan Terapkan Lagi PPKM Level 3 Saat Libur Akhir Tahun, Ini Kata Gubernur Bali

Kebijakan ini dikeluarkan untuk mencegah penyebaran virus corona saat libur panjang Natal dan tahun baru (Nataru)

Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
ISTIMEWA/Pemprov Bali
Gubernur Bali Wayan Koster 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah akan menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh Indonesia mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.

Kebijakan ini dikeluarkan untuk mencegah penyebaran virus corona saat libur panjang Natal dan tahun baru (Nataru).

Terkait hal tersebut, Gubernur Bali, Wayan Koster mengaku bahwa pihaknya secara resmi belum mendapatkan informasi tersebut dari pemerintah pusat.

"Saya belum mendapat kepastian dari pemerintah pusat," kata Koster saat diwawancarai di Gedung DPRD Bali, Senin 22 November 2021.

Baca juga: Pelaku Wisata di Karangasem Keluhkan Rencana Penerapan PPKM Level III Jelang Natal dan Tahun Baru

Bahkan, Koster menyebut bahwa biasanya sebelum diterapkan, pemerintah pusat akan menggelar rapat bersama guna membahas persiapannya.

"Tentu nanti akan ada rapat untuk membahas itu," jelasnya.

Bahkan, terkait pelarangan kembang api dan penutupan tempat wisata saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Ketua DPD PDIP Bali ini mengaku hingga saat ini belum mengetahui hal tersebut.

"Saya belum tahu ada larangan, karena belum ada pembahasan," akunya.

Terkait dengan aspirasi para pelaku pariwisata yang menolak jika PPKM level 3 diterapkan di Bali saat liburan Nataru nanti, Koster mengakui bahwa pemerintah pusat diharapkan mampu mempertimbangkan aspirasi para pelaku pariwisata Bali tersebut.

"Ya tentu kita harus mempertimbangkan semangat para pelaku pariwisata kita hargai," paparnya.

Pun begitu, pihaknya meminta masyarakat untuk memahami berbagai langkah pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Tapi kepentingan pemerintah untuk menjaga Indonesia juga harus kita kedepankan. Ya jangan dulu berandai-andai, nanti dibahas di rapat," paparnya.

Di sisi lain, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun mengaku tidak mau berkomentar banyak terkait hal tersebut.

Baca juga: Soal PPKM Level 3 Saat Libur Akhir Tahun, Pemkot Denpasar: Kami Belum Menerima Surat Resmi

"Saya belum berani berkomentar supaya tidak bias," katanya terpisah, Senin.

Hanya saja, jika pemerintah memutuskan menerapkan secara resmi PPKM level 3 saat liburan Nataru, pihaknya akan mengumpulkan para stakeholder pariwisata untuk mensosialisasikan hal tersebut.

"PPKM kan belum turun, jadi saya belum tahu. Nanti kita lihat, kita kan ada forum nanti kita akan  ketemu," paparnya.

Sebelumnya, adanya kebijakan tersebut, para pelaku pariwisata Bali menolak keras adanya kebijakan tersebut.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Ketua  Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB), Wayan Puspanegara saat dikonfirmasi, Sabtu 20 November 2021.

Ia menyebut bahwa kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang terkesan dipaksanakan dan mampu menimbulkan ketidakpercayaan publik dan kekacauan di masyarakat.

"APPMB menolak dan tegas minta dibatalkan pemberlakuan PPKM level 3 di akhir tahun yang tanpa dasar data & saint. Terlihat lucu dan diatur semena-mena sesuka hati, hal ini dipastikan bisa menimbulkan distrust, ketidak percayaan publik & chaos, huru-hara," katanya.

Puspanegara juga menyebut bahwa kebijakan tersebut menurutnya justru sangat berbending terbalik dengan usaha berbagai elemen di Bali yang mulai bangkit seiring turunnya level PPKM.

"Hal ini tentu bagi Bali sangat aneh dan nyeleneh, ditengah kita bersiap untuk bangkit seirama dengan turunnya level PPKM ke level 2 saat ini dan justru berharap turun terus hingga Level 1 dan bila perlu hingga Level 0 tanpa pembatasan dan menuju ue Normal," paparnya.

Mantan Anggota DPRD Kabupaten Badung ini juga mengatakan bahwa jika dilihat dari persfektif pariwisata Bali, tren penurunan level PPKM ini telah memberi secercah harapan untuk ekonomi bisa bergerak.

Baca juga: PPKM Level 3 Diterapkan di Bali Saat Libur Akhir Tahun, Pelaku Pariwisata Nyatakan Sikap Menolak

"Di mana sejak level 2, ditandai open border 14 Oktober lalu, adanya pelonggaran jam buka hingga pukul 00.00 WITA, dine in hingga 60 persen wisman domestik mulai masuk  membuat kita mulai tersenyum meski masih ada halangan besar bagi wisman asing masuk Bali yakni regulasi yang saling bertubrukan diantara kementrian terkait," paparnya.

Sehingga, dikhawatirkan jika kebijakan tersebut diterapkan maka akan terjadi cancellation booking domestic yang massive.

Padahal, para pelaku pariwisata sangat berharap  bergeloranya pariwisata Bali dengan penerapab prokes yang ketat.

"Berita ini telah dengan cepat beredar secara nasional dan ke manca negara yang mengakibatkan telah terjadi cancellation booking domestic yang massive, karena biasanya akhir tahun adalah masa peak season kita, di mana kita berharap akhir tahun ini pariwisata kembali bergeliat meski tetap dengan prokes yang ketat dan inovatif," harapnya.

Bahkan, pihaknya menyebut jika pemerintah benar-benar kembali menetapkan PPKM level 3 di Bali, maka dipastikan Bali sebagai destinasi tidak bisa berkutik alias masyarakat di destinasi akan melarat dan sekarat.

"Jika ucapan Muhajir Effendy ini benar dilaksanakan maka dipastikan Bali sebagai Destinasi tidak bisa berkutik alias masyarakat di destinasi akan melarat sekarat. Saat ini pun banyak owner hotel, guest house, homestay, restaurant dan sejeninya rela berjualan nasi jinggo untuk menyambung hidup," ungkapnya.

Tidak hanya itu, menurutnya juga banyak pelaku usaha dan masyarakat Bali akan mengalami kerugian lahir dan bathin atas PPKM level 3 di akhir tahun ini.

"Kerugian material adalah pembatalan booking akhir tahun yg sudah mulai masuk dari domestik, demikian halnya beberapa event dengan prokes pasti batal, jika dihitung-hitung bahwa pemberlakuan PPKM level 3 di akhir tahun ini bagi pelaku usaha dan masyarakat di destinasi dipastikan rugi miliaran rupiah, belum lagi kerugian maintenance yg tidak diikuti dengan keterisian tamu, habislah kita," katanya.

Oleh kerena itu, pihaknya mengajak semua pihak untuk sama-sama menjaga prokes untuk menciptakan kondisi Bali yang zero Covid-19 untuk kebangkitan pariwisata Bali.

"Mari memperkuat prokes, berlomba-lomba membuat dan menunjukkan prokes inovatif hingga setiap kita menjadi agent penzero Covid-19 menuju level 0 di tahun 2022. Sehingga ada optimisme baru untuk bangkit dan tumbuh dari keterpurukan ini," paparnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved