Berita Denpasar
Peserta Ngerebong di Kesiman Denpasar Wajib Vaksin Dua Kali, Bendesa: Kami Tidak Berani Ngubeng
Minggu, 28 November 2021 esok, Desa Adat Kesiman Denpasar akan menggelar prosesi ngerebong.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Minggu, 28 November 2021 esok, Desa Adat Kesiman Denpasar akan menggelar prosesi ngerebong.
Prosei ini digelar di Pura Petilan Pangerebongan, di mana tradisi ini digelar setiap enam bulan sekali tepatnya pada Radite Pon Medangsia.
Bendesa Adat Kesiman, I Ketut Wisna mengatakan jika pihaknya tak berani meniadakan prosesi ini atau melaksanakannya dengan jalan ngubeng.
Baca juga: Wali Kota Jaya Negara Rotasi 11 Pejabat Eselon II di Pemkot Denpasar, Sebagai Penyegaran OPD
“Kami tidak berani melaksanakannya dengan ngubeng, karena pengalaman sebelumnya tidak dilaksanakan, ada pemangku yang kerauhan di rumah masing-masing secara berbarengan dan ada juga yang kerauhan di pura,” katanya Sabtu, 27 November 2021
Sehingga secara pelaksanaan, pengerebongan ini akan digelar sebagaimana mestinya.
Akan tetapi, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan.
“Kami dari prajuru desa, bagi yang belum vaksin 2 kali sangat dilarang ikut prosesi ini. Dan untuk pamedek yang tangkil ke pura juga dibagi-bagi untuk menghindari adanya kerumunan,” kata Wisna.
Baca juga: Walikota Denpasar Akan Rotasi 12 Pejabat Pemkot Besok
Terkait dengan vaksin dua kali ini, pihaknya mengaku sudah melakukan komunikasi dengan prajuru di masing-masing banjar.
Pihaknya menambahkan, hampir semua warga Desa Adat Kesiman sudah mengikuti vaksinasi sebanyak dua kali.
Dalam pelaksanaan pangerebongan ini, juga akan ada pecalang yang menjaga penerapan protokol kesehatannya.
Bahkan, pihaknya juga menyiapkan masker bagi pamedek yang datang tidak memakai masker akan diberikan masker.
Selain itu, menurut rencana, saat ngerebong juga akan dihadiri oleh Gubernur Bali, Wayan Koster dan Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara.
Baca juga: BPBD Denpasar Tangani 3.750 Ribu Kejadian hingga November 2021
Tradisi ngerebong ini ditakini sudah ada sejak tahun 1937 ini rutin dilaksanakan setiap enam bulan sekali.
Menurut Ketut Wisna, teknis pelaksanaannya nanti, sebelum prosesi ngerebong dimulai, tidak lagi dilakukan patirtan dengan mengiringi langsung pratima ke Pura Musen.
Tetapi, kali ini hanya dilakukan nuur tirta oleh pamangku tanpa membawa pratima. Setelah itu, tirta akan dipercikkan ke pratima yang ditempatkan di Pura Petilan.
“Kalau rangkaian biasanya selama ini, pratima diiringi ke Pura Musen untuk melakukan pasucian. Tetapi, sekarang pratima melinggih di Pura Petilan, sementara yang nuur tirta adalah pamangku,” katanya.
Krama yang menonton ritual ngerebong di Wantilan Pura Pangrebongan jumlahnya juga dibatasi 50 persen dari kapasitas.
Dalam prosesi ngerebong nanti, kata Ketut Wisna, juga akan disiapkan tim medis dari Puskesmas dan Satgas Covid-19 untuk bertugas di sekitar Pura Pangrebongan, yang berlokasi di Jalan WR Supratman Denpasar Timur.
Sedangkan pecalang yang dilibatkan bertugas berasal dari semua banjar pengempon.
“Kalau dulu sebelum pandemi Covid-19, yang ditugaskan hanya 60 orang pecalang Desa Adat Kesiman. Nah, sekarang kita minta bantuan ke semua banjar yang ikut ngempon agar menerjunkan pecalang-nya, biar personel lebih banyak dan bisa mengurai krama yang berkerumun,” katanya. (*)
Berita lainnya di Berita Denpasar