Serba Serbi
Mengapa Leluhur Disembah? Berikut Penjelasannya dalam Hindu Bali
Untuk mencapai kelepasan dari kehidupan duniawi, apabila belum menyelesaikan hutang moralnya. Utang ini dikenal selama ini dengan sebutan Tri Rna
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Juga memperkuat pemujaan kepada Tuhan, mengingat leluhur adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk membantu proses reinkarnasi umat manusia.
Pemujaan kepada leluhur yang telah mencapai tahap Dewa Pitara juga diyakini membawa banyak manfaat, termasuk kerukunan diantara keluarga.
Ada pepatah yang mengatakan, bahwa jasa orang tua melahirkan keturunannya. Tidak akan terbalas oleh budi apapun, yang artinya jasa ini sangat luar biasa untuk memelihara seorang anak hingga dewasa. Apalagi jika anak tersebut menjadi anak yang suputra dan taat beragama.
Selain itu, pentingnya pemujaan leluhur juga tertera di dalam kitab Nitisastra Kakawin VIII. 3, yang menyatakan bahwa ada lima perbuatan jasa leluhur kepada keturunannya.
Lima perbuatan itu disebut dengan Panca Widha. Bagiannya adalah Sang Ametuaken, yaitu orang yang melahirkan kita.
Sang Maweh Binojana, adalah orang yang memberi kita makan dan minum. Sang Matulung Urip Rikalaning Baya, artinya orang yang menyelematkan nyawa kita saat menghadapi marabahaya.
Sang Mangupa Dyaya, artinya orang yang memberikan kita pendidikan. Sang Anyangaskara, artinya orang yang menyucikan rohani kita.
Panca Widha ini lah, yang merupakan kewajiban suci dan jasa orang tua atau leluhur kepada keturunannya.
Oleh sebab itu leluhur di dalam kehidupan umat Hindu di Bali dikenal pula dengan sebutan 'bapa'. Bapa berarti ayah atau orang yang melindungi.
Tentunya lima kewajiban suci tersebut, harus dilakukan orang tua dengan tulus ikhlas kepada keturunannya.
Baca juga: Roh Leluhur dan Para Dewa Turun ke Bumi, Berikut Ini Makna Sugihan Jawa dan Sugihan Bali
Sehingga keturunannya atau anak cucu, harus dan sudah sepatutnya menghormati dan menghargai leluhur atau minimal orang tua. Baik tatkala masih hidup ataupun di saat telah tiada. Sang anak cucu juga harus melakukan penghormatan ini dengan tulus ikhlas tanpa pamrih.
Salah satu bentuk bhakti anak cucu kepada orang tua adalah dengan membuat upacara Pitra Yadnya, tatkala leluhur berpulang kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Berbakti tersebut dengan terus mendoakan agar roh leluhur bisa mendapatkan tempat terbaik disisi-Nya. Serta apabila bereinkarnasi, maka menjadi manusia yang utama dan jauh dari kenistaan. Memohon agar anak cucu diberikan jalan yang terbaik sesuai jalan Dharma.
Sebab pula disebutkan dalam Sarassamucaya 250, apabila anak cucu keturunannya berbhakti kepada leluhur maka akan mendapatkan empat pahala mulia.
Diantaranya adalah Kirti, Bala, Ayusa, dan Yasa. Kirti berarti kemakmuran dan kemasyuran. Bala artinya kekuatan. Ayusa artinya umur yang panjang. Dan Yasa artinya berbuat jasa. (*)