Berita Bali
Pariwisata Bali Dikhawatirkan Terdampak Varian Baru Covid-19 Omicron, Dewan: Mohon Bersabar Dulu
varian yang muncul pertama kali di Afrika Selatan itu membuat pemerintah pusat mengambil tindakan dengan melakukan pengetatan di pintu masuk Indonesia
Penulis: Ragil Armando | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Anggota Komisi II DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya mengakui bahwa adanya varian baru Covid-19 yakni Omicron di Indonesia tersebut berdampak pada pariwisata Bali.
Pasalnya, varian yang muncul pertama kali di Afrika Selatan itu membuat pemerintah pusat mengambil tindakan dengan melakukan pengetatan di pintu masuk Indonesia, termasuk Bali.
Menurutnya, langkah pengetatan yang diambil pemerintah pusat tersebut menurutnya merupakan hal yang baik dilakukan.
"Dalam kondisi ini tentu ada kepentingan lebih besar, Pak Presiden Pak Joko Widodo tentu memikirkan kepentingan lebih besar itu," katanya di DPRD Bali, Senin 29 November 2021.
Baca juga: Banyak Toilet Rusak di Pura, Anggota DPRD Bali Ini Minta Pemprov Lakukan Revitalisasi Besar-besaran
Apalagi, Dewa Jack sapaan akrabnya menyebut bahwa penanganan pandemi di Indonesia telah mendapat apresiasi dari seluruh dunia akibat mampu menekan angka penyebaran Covid-19.
Sehingga, untuk menjaga tren positif tersebut, pihaknya meminta semua pihak, khususnya insan pariwisata bersabar terkait hal tersebut.
Seperti diketahui, WNA yang memiliki riwayat perjalanan selama 14 hari terakhir ke Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Zimbabwe, Lesotho, Mozambique, Eswatini, Malawi, Angola, Zambia, dan Hongkong, tidak boleh masuk ke Indonesia.
Selain itu bagi WNA dan WNI yang tiba dari luar negeri di luar negara tersebut diwajibkan menjalani karantina 7 hari.
Sedangkan untuk WNI yang memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara tersebut diminta untuk melakukan karantina selama 14 hari.
"Kenapa karena sudah 130 hari kita hitung kemarin itu kondisi pandemi di Indonesia mendapat apresiasi. Jadi untuk itu mohon sabar dulu, tidak ada kata lain untuk berbicara, kita mundur selangkah untuk maju 10 langkah," paparnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pada tahun 2022 sendiri, Bali akan menjadi tuan rumah berbagai event internasional.
Berbagai event itu diantaranya yakni, pertemuan ke-4 Konferensi Para Pihak (COP4) Konvensi Minamata tentang Merkuri, yang akan dilaksanakan pada tanggal 21 – 25 Maret 2022 diikuti oleh 135 negara.
Global Platform for Disaster Risk Reduction (Pengurangan Risiko Bencana) yang digelar United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) atau Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana pada tanggal 23 – 28 Mei 2022, diikuti oleh 193 negara.
Terakhir, Konferensi Presidensi G-20, yang akan dilaksanakan selama setahun, mulai Bulan Desember 2021 dan pertemuan puncak Presidensi G-20 tanggal 30 – 31 Oktober 2022
"2022 kan kegiatan luar biasa, ada G20, ada OJK se-Asia Tenggara, kemudian ada UNWPP, sabar aja dulu," ucapnya.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Tanggapi Perpanjangan Karantina untuk Antisipasi Varian Baru Covid-19 Omicron