Berita Bali
Buat Start up di Bali Lebih Maju dan Berkembang, STMIK Primakara Gelar ‘Bali Start up Summit ‘
"Yang terpenting adalah dalam situasi seperti ini inisiatif apa yang akan kita lakukan. Salah satunya yang kita lirik adalah industri digital itu
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sebagai upaya untuk mendukung perkembangan start up di Bali, STMIK Primakara adakan kegiatan Bali StartUp Summit bertema "Silicon Bali Enabling Bali as Digital StartUp Paradise" pada, Kamis (2 Desember 2021).
Ketika ditemui, Made Artana Chairman Bali StartUp Summit yang juga Ketua STMIK Primakara mengatakan industri digital harus dikembangkan terlebih di era pandemi Covid-19 ini.
"Yang terpenting adalah dalam situasi seperti ini inisiatif apa yang akan kita lakukan. Salah satunya yang kita lirik adalah industri digital itu.
Kita berharap pariwisata kita pulih namun yang lain juga harus dimunculkan. Yang terpenting pada acara ini adalah menghidupkan ekosistemnya jadi pelaku start up di Bali sendiri cukup banyak. Dan para pelaku startup nasional banyak yang stay di Bali," paparnya.
Baca juga: Start Up di Sektor Peternakan Hadir di Bali, Panak.id Ajak Investor Bantu Peternak Mendapat Modal
Lebih lanjut ia menjelaskan selain itu terdapat juga Ekspatriat yang juga menjalankan start up.
Maka dari itu hal tersebut yang akan dihidupkan kembali agar bisa saling berkolaborasi. Jadi ekosistemnya yang akan disertakan dalam acara ini dan sifatnya calling.
"Yang kedua adalah kita akan menyusun strategi sejenis white papper begitu. Dan apa yang harus kita lakukan untuk menjadi pemain serius di start up. Dan agar Bali menjadi pemain serius dalam bisnis start up. Seperti yang dipaparkan tadi Enabling Bali Digital StartUp Paradise ini agar Bali menjadi surganya start up di Indonesia," tambahnya.
Diharapkan nantinya seluruh start up akan bermarkas di Bali. Dan pihak STMIK Primakara akan menghidupkan lokal start up terlebih dahulu.
Untuk acara hari ini terdapat 40 start up yang berekspedisi. Dengan rincian 10 start up dari Perguruan Tinggi sementara dari panitia sendiri terdapat sebanyak 30 start up.
Sebelumnya terdapat 80 startup yang sudah mendaftar lalu pihaknya melakukan akurasi dan yang terpilih sebanyak 40 start up.
"Nanti sore akan dilakukan picthing. Pitching nanti akan diambil dari 10 investor dari seluruh start up yang kita pilih di jumlah 70 startup yang mendaftar tadi," imbuhnya.
"Astungkara acara ini akan berlangsung setiap tahun karena tadi dari Bank Indonesia siap men-support ini pertama kali kita lakukan mudah-mudahan ini menjadi event puncaknya starup di Bali," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yang juga ikut membuka acara tersebut mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat.
“Era ini layanan berdasarkan digital dan sebisa mungkin meminimalisir kontak langsung. Untuk itu kreativitas adik-adik di tengah pandemi ini sudah tepat dan saya sangat bersyukur,” ungkap Cok Ace.
Baca juga: Perusahaan Start Up Menjamur di Bali, Ketua GPEI: Harus Berani Memulai
Sementara itu, Filianingsih Hendarta selaku Asisten Gubernur Bank Indonesia dan juga Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran mengatakan Bank Indonesia Perwakilan Cabang Bali menyambut baik dengan adanya program ini.
"Diharapkan program ini dapat mendukung pemulihan nasional ekonomi di Bali dan juga secara nasional. Jadi kita memang menyediakan itu untuk one stop learning. Jadi semua dijadikan satu. Dan bagi startup baru yang ingin belajar membuka startup dia bisa membuka modul umum dan belajar disitu tentang bagaimana cara memasarkan produk lewat start-up dan bagaimana cara membuka rekening ketika sudah memiliki bisnis start-up,"kata, Filianingsih.
Dan jika usaha start up sudah naik akan ada modul lagi yang ada di atas tingkat start up nya. Misalnya Bagaimana caranya nanti calon pengusaha start up akan mendapatkan pembiayaan.
Dan modul berikutnya seperti bagaimana caranya akan melakukan ekspor pada produk yang ditawarkan di start up.
"Modul-modul tersebut bukan hanya dari Bank Indonesia saja melainkan dari beberapa pihak terkait seperti fintech, Kementerian, Bank dan dalam satu website. Digitalisasi itu memerlukan dukungan dari semua pihak termasuk dari civitas akademika dan saya sudah menyambut baik bahwa STMIK primakara telah berinisiatif dan mendukung hal tersebut," tambahnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan UMKM di Bali masih banyak yang memerlukan dorongan untuk melakukan digitalisasi ketika berjualan.
"Kita ingin mendorong Bali ini menjadi pusat digital di seluruh Indonesia. UMKM di Bali sendiri masih banyak memerlukan dorongan dorongan untuk melakukan penjualan baik transaksi melalui digital dan nantinya anak-anak muda ini yang akan membantu orang tuanya untuk menggunakan aplikasi digital ini pada UMKM nya," papar Trisno.
Dan dari 9 Kabupaten atau Kota yang ada di Bali yang maju digitalisasi start up nya adalah Denpasar, Badung dan Gianyar.
Sedangkan Kabupaten sisanya seperti Jembrana dan Karangasem itu masih jauh sekali dan perlu lebih didorong untuk mengembangkan digitalisasi pada UMKM. (*)
Artikel lainnya di Berita Bali